Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kontroversi Raja Pertama Kerajaan Sriwijaya

Tidak banyak sumber sejarah yang membahas mengenai siapa pendiri Kerajaan Sriwijaya Pertama, hanya saja pada umumnya para Sejarawan menduga-duga bahwa pendiri atau Raja Pertama Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Betulkah dugaan tersebut?, Jika dikatakan salah sebetulnya sulit untuk menyebutkan siapa sebenarnya pendiri Kerajaan Sriwijaya sesungguhnya.

Akan tetapi dengan berlalunya jaman dan timbulnya penemuan baru rupanya ada sedikit cahaya terang yang menginfokan mengenai Raja Sriwijaya sebelum Dapunta Hyang Sri Jayanasa, penjelasan tersebut termaktub dalam naskah Wangsakerta. 

Dugaan sejarawan mengenai Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang dipercaya sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya didasarkan pada penemuan Prasasti tertua kerajaan Sriwijaya. Yaitu Prasasti Kedukan Bukit. Dalam Prasasti tersebut tertulis kabar mengenai seorang yang bernama Dapunta Hyang, ia melakukan perjalanan dengan perahu untuk melakukan penaklukan dari suatu tempat yang bernama Minangga ke tempat yang tidak disebutkan, dan pada akhirnya penaklukan tersebut sukses. 

Prasasti tersebut hanya berupa batu kecil berukuran 45×80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno, dan didalamnya hanya memuat 10 baris tulisan saja. Demikian bentuk, alih aksara dan translit dari kandungan prasasti tersebut[1]:
Prasasti Kedukan Bukit
Alih Aksara
1
svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu
2
klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiyanāyik di
3
sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa
4
dapunta hiya,vulan jyeşţha dmaŕlapas dari minānga
5
vala dualakşa dangan ko-(sa)(tāmvan mamāva yam
6
duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu
7
di mata jap(tlurātus sapulu dua vañakña dātam
8
sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula ...
9
sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula ...
0
śrīvijaya jaya siddhayātra subhikşa...
Terjamah
1
Selamat ! Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari ke sebelas
2
paro-terang bulan Waiśakha Dapunta Hiyang naik di
3
sampan mengambil siddhayātra. di hari ke tujuh paro-terang
4
bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga
5
tambahan membawa bala tentara dua laksa dengan perbekalan
6
dua ratus cara (peti) di sampan dengan berjalan seribu
7
tiga ratus dua belas banyaknya datang di mata jap (Mukha Upang)
8
sukacita. di hari ke lima paro-terang bulan....(Asada)
9
lega gembira datang membuat wanua....
0
Śrīwijaya jaya, siddhayātra sempurna....
Meskipun prasasti di atas tidak secara spesifik menjelaskan mengenai Dapunta Hyang sebagai pendiri kerajaan Sriwijaya tapi rupanya tanggal waktu penulisan dan kejadian beserta nama tokoh yang muncul dalam prasasti tersebut dianggap merupakan titik tolak pembentukan Kerajaan Sriwijaya dan Raja pertamanya.

Sebagaimana diketahui Prasasti Kedukan bukit bertahun 605 Saka atau 683 Masehi, tahun tersebut kemudian dianggap sebagai tahun pendirian Kerajaan Sriwijaya sementara tokoh Dapunta Hyang yang terdapat dalam Prasasti itu disimpulkan sebagai Raja pertamanya. 

Hal tersebut sebenarnya tidak berdasar sebab bagiamana mungkin hari penyerbuan suatu Kerajaan dijadikan sebagai hari pendirian. Tapi begitulah memang keadaanya. 

Meskipun selama ini Dapunta Hyang dianggap sebagai Raja pertama Sriwijaya dan disepakati oleh Sejarawan dikarenakan belum ada penemuan otentik yang menyebutkan mengenai Raja sebelum Dapunta Hyang. Ternyata ada bukti lain yang menyatakan bahwa terdapat Raja lain sebelum Dapunta Hyang memerintah Sriwijaya. 

Kabar tersebut tertulis dalam Naskah Wangsakerta (Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa) dalam naskah ini dikabarkan bahwa Dapunta Hyang merupakan menantu dari Raja Tarumanegara (Sunda), ia dikisahkan sebagai anak Raja Swarnabumi. Tapi lagi-lagi dalam naskah ini juga ternyata tidak disebutkan siapa nama ayah Dapunta Hyang yang menjadi Raja Sriwijaya sebelum Dapunta Hyang menjabat itu[2]

Demikianlah kontroversinya, sulit menentukan siapa sebenarnya pendiri dan Raja pertama kerajaan Sriwijaya, sebab memang belum banyak bukti-bukti sejarah yang membahas tentang kerajaan ini. 

Catatan Kaki
[1] Translit Dan Alih Aksara diperoleh dari Wikipedia

Posting Komentar untuk "Kontroversi Raja Pertama Kerajaan Sriwijaya"