Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Desa Bodas Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Sejarah Desa Bodas Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu
Bodas adalah salah satu desa yang kini masuk dalam wilayah Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, Desa ini merupakan Desa yang berada di tepian sungai Cimanuk, sementara pencaharian rakyatnya pada umumnya adalah petani, sumber air dari pertanian tersebut mengandalkan aliran sungai Cimanuk. 

Bodas dalam bahasa Sunda bermaksud putih, diambilnya nama Bodas sebagai nama desa yang kini berada diwilayah Tukdana itu dikarenakan pendirinya merupakan seorang wanita yang berkulit putih bersih. Sehingga desa yang baru didirikan itu kelak dinamai Bodas. Desanya orang Bodas (Putih). 

Latar Belakang Pendirian Desa Bodas

Pada Tahun 1628 sampai 1629, Kesultanan Mataram melakukan penyerbuan ke markas VOC Belanda di Batavia (Jakarta). Penyerbuan ini dikisahkan melibatkan ratusan ribu tentara, dua kali Kesultanan Mataram melakukan penyerbuan, akan tetapi rupanya penyerbuan tersebut selalu gagal. 

Meskipun kedua kali gagal, Kesultanan Mataram tidak putus asa untuk mengusir Belanda dari Jawa, Kesultanan Mataram pun kemudian menyusun Strategi baru untuk melakukan penyerangan yang ketiga kalinya. 

Sementara itu sisa-sisa Prajurit Mataram selepas kegagalan penyerangan pertama dan kedua, mereka pada umumnya membuat markas-markas tentara di hutan, atau wilayah yang tersebar di seluruh Jawa barat, seperti di Karawang, Bekasi, dan Indramayu, sambil menunggu perintah serangan selanjutnya dari Raja mereka. 

Tapi rupanya malang, sebelum pelaksanaan penyerbuan yang ketiga kalinya itu, Sultan Agung selaku Raja dan  pucuk komando Kesultanan Mataram mangkat, setelah kemangkatan Sultan Agung, tahta kemudian diturunkan ke anaknya yaitu Amangkurat I. 

Pada masa Amangkurat I memerintah Mataram ini, rupanya terjadi peristiwa pemberontakan di Mataram, sehingga terpaksa rencana penyerbuan Mataram ke Batavia yang ketiga kalinya gagal dilaksanakan, tentara yang dahulu tersebar di Jawa Barat kemudian ditarik pulang menuju Mataram. 

Pada prakteknya, meskipun Amangkurat I memerintahkan tentaranya untuk pulang ke Mataram, akan tetapi pada kenyataanya sebagian Tentara Mataram tersebut memilih untuk tinggal di wilayah-wilayah yang tersebar di Jawa Barat. Mereka mendirikan pemukiman baru di wilayah ini. 

Dan salah satu dari sekian banyak tentara Mataram yang tidak pulang ke kampung halamanya itu adalah Nyi Mas Madusari dan adiknya Raden Mas Adiningrat. Keduanya memilih membuka perkampungan baru di tepian sungai Cimanuk di wilayah Indramayu.

Dengan telaten dan sabar, kedua kakak beradik ini membabad hutan untuk dijadikan pemukiman, tentu saja dibantu bererapa tentara Mataram lain yang mengikuti keduanya. Nyi Mas Madusari  ini terkenal akan kecantikanya, selain cantik beliau juga dikisahkan berkulit putih. Oleh sebab itulah masyarakat Sunda di wilayah Indramayu kemudian menamai beliau dengan julukan Buyut Bodas, sementara desa yang didirikanya kemudian dinamakan Desa Bodas. 

Meskipun Bodas didirikan oleh Buyut Bodas yang mempunyai nama asli Nyi Mas Madusari, akan tetapi Bodas sebagai sebuah pemerintahan desa baru terjadi pada tahun-tahun selanjutnya, yaitu kira-kira pada tahun 1731. Kuwu atau Kepala Desa pertama yang memerintah desa ini adalah Ki Wirandanu.

Untuk mengetahui sejarah desa yang ada diwilayah Indramayu baca dalam artikel kami yang berjudul Sejarah Desa-Desa Di Indramayu Jawa Barat.