Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tren Rambut Kribo Dibalik Tragedi Letusan Gunung Galunggung 1982

Gunung Galungung adalah salah satu gunung berapi yang terletak di di Kota Tasik Malaya Jawa Barat. Pada Tahun 1982 tepatnya pada tanggal 5 Mei 1982 Gunung Galunggung meletus, letusanya terbilang dahsyat sebab suara dentumannya menggaung, disertai semburan pijaran api membungbung dan dibarengi kilatan halilintar. 

Saking dahsyatnya tragedi ini, sampe-sampe abu vulkanik dari letusan tersebut menyebar ke kota-kota pantai Utara Jawa Barat seperti Karawang, Indramayu dan Cirebon. 

Letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983. Selama periode letusan ini, sekitar 18 orang meninggal, sebagian besarnya karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar Rp 1 miliar (kurs saat itu) dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni. 

Selama Sembilan bulan masa letusan, selama itu juga galunggung mengirimkan abu hitam vulkaniknya ke Kabupaten luar Tasik Malaya. Berkenaan dengan abu hitam letusan gunung tersebut ternyata lahirlah kisah menarik didalamnya. 

Pada dekade tahun 1980-1985 di Jawa Barat khususnya di Indramayu, pemuda-pemuda ABG (Anak Baru Gede) dalam kaitannya soal musik terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu Pro Rock yang bercirikan berambut Kribo yang terinspirasi dari style Rambut Ahmad Albar, dan kubu Pro Dangdut yang bercirikan rambut jenggo ikal acak-acakan yang terisnpirasi dari style rambut Rhoma Irama.

Pada keseharianya, kedua ABG era 80 an ini selalu perang argumen,  dari mulai membangga-banggakan musiknya, saling ejek musik bahkan ada juga yang sampai berantem gara-gara ini.

Namun, hal tersebut seperti sirna pada peristiwa tragedi meletusnya Gunung Galunggung, Tren Kribo Vs Jenggoh ikal berantakan dari kedua kubu pada nantinya menjadi ejekan orang kampung, karna pemuda-pemuda ABG itu ternyata orang-orang yang paling sengsara menghadapi imbas debu Vulkanik yang menempel pada rambut kribo dan jenggonya itu. 

Padahal sebelum kejadian meletusnya gunung Galunggung, para ABG dengan penampilan tersebut menganggap diri mereka sebagai yang paling modis dari sekalian orang-orang desa yang tampil biasa-biasa saja, bahkan menuduh orang kampung gak gaul. 

Setelah peristiwa meletusnya gunung Galunggung, ternyata orang kampung balik mengejek, dan bahkan mereka menjuluki para ABG Kribo yang kena debu vulkanik letusan gunung sebagai manusia-manusia yang seperti ayam mandi (mandi debu), setelah mandi bukanya nambah bersih malah nambah dekil. 

Begitulah kisah yang dituturkan Mang JAI salah satu warga Jatibarang Indramayu yang dulu berambut kribo mengikut tren Rambut pujaannya. 

Setelah peristiwa menyangkutnya debu letusan gunung Galunggung yang katanya menyebabkan gatal luar biasa itu kemudian Mang JAI beserta teman-teman se Kribonya kapok berambut Kribo, begitu paparnya sambil ngekek mengenang masa-masa mudanya.