Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Kelahiran Sunan Gunung Jati

Selepas Dewi Rara Santang menikah dengan Sultan Hud, beliaupun kemudian mengandung. Anak yang dinanti-nantikan selama 9 bulan itu ternyata berjenis kelamin laki-laki. Sultan Hud kemudian menamainya Syarif Hidayatullah.
Kisah mengenai kelahiran Sunan Gunung Jati ini dikisahkan dalam Naskah Mertasinga. Dalam naskah itu dijelaskan bahwa selepas kelahiran Syarif Hidayat, meriam kemudian dibunyikan, sementara pesta sukurannya digelar dengan besar-besaran dilakukan tiga hari tiga malam.

Meskipun pada mulanya Sultan Hud merasa gembira atas kelahiran putra pertamanya itu, beliau kemudian merasa sedih hatinya, sebab ia masih mengingat betul janjinya. Sebab dahulu waktu Sultan Hud menikahi Dewi Rara Santang sang dewi mengajukan syarat khusus, yaitu apabila kelak ia dikaruniai anak laki-laki ia harus ditugaskan mendakwahkan Islam ditanah leluhur Ibunya di Kerajaan Sunda.

Meskipun demikian Sultan Hud tetap akan menuntaskan janjinya, walau sayangnya terhadap putranya itu amat mendalam.

Ketika Syarif Hidayatullah genap umur 7 tahun, ia diajak ayahnya untuk mengunjungi makam Nabi Muhamad di Madinah. Disana beliau memohon petunjuk pada Allah dan mengharap syafaat pada Nabi.

Dalam perjalanan ke Madinah itu, Sultan Hud mendapat ilham agar merelakan anaknya untuk berdakwah di Pulau Jawa, dan dengan keteguhan hati, Sultan Hud pun kemudian merelakannya.

Atas kerelaan dari Sultan Hud  untuk melepas anaknya mengembara itu, kemudian tidak terlampau lama beliaupun kemudian dianugerahi lagi anak laki-laki. Adik Syarif Hidayatullah. Anak keduanya itu kemudian diberi nama Syarif Nurullah.

Posting Komentar untuk "Kisah Kelahiran Sunan Gunung Jati"