Istri Raden Kian Santang
Raden Kian Santang atau Rajasengara adalah anak ketiga Prabu Siliwangi dan Subang Larang, ayahnya merupakan Raja dan Ratu Kerajaan Pajajaran.
Raden Kian Santang selama hidupnya tentu punya seorang Istri, adapun Istri Raden Kian Santang menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari adalah Halimah yang dalam ejaan Cirebon disebut Nyai Kalimah.
Halimah atau Nyai Kalimah, diperistri Raden Kian Santang selepas beliau secara mantap mengikuti kakaknya Pangeran Cakrabuana (Walang sungsang) memeluk agama Islam.
Halimah atau Nyai Kalimah menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari adalah anak seorang Ulama asal Champa (Sekarang Bagian Vietnam), wanita ini dahulu tinggal bersama ayahnya menjadi penguasa di Desa Kalisapu sehingga beliau juga dijuluki Nyi Gedeng Kalisapu.
Kalisapu kini merupakan salah satu Desa yang ada di wilayah Kecamatan Gunung Jati kabupaten Cirebon. Di daerah itu dahulu memang menjadi pusatnya orang Islam yang datang dari berbagai daerah untuk menyebarkan agama Islam sambil berdagang.
Carita Purwaka Caruban Nagari tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara Nyi Gedeng Kalisapu dan Raden Kian Santang.
Di Kalsiapu terdapat makam Nyimas Gedeng Kalisapu, hal tersebut mengindikasikan jika Halimah kemungkinan dimakamkan ditempat itu, karena memang beliau berjuluk Nyi Gedeng Kalisapu, meskipun hal ini belum dapat dipastikan kebenarannya, mengingat orang yang berjuluk demikian kemungkinan bukan satu orang.
Ilustrasi |
Masuk Islamnya Raden Kian Santang dan Pernikahannya dengan Halimah
Merujuk pada Carita Purwaka Caruban Nagari, bahwa Raden Kian Santang mulanya adalah anak Subang Larang satu-satunya yang masih tinggal di Keraton Pajajaran. Sementara kedua kakaknya, baik Pangeran Walangsungsang maupun Nyimas Rara Santang telah lama meninggalkan Keraton.
Pangeran Walangsungsang mendirikan Cirebon dan menjadi penguasa di Pedukuhan tersebut sambil menyebarkan agama Islam. Sementara kakak Raden Kian Santang yang lainnya, yaitu Rara Santang berjodoh dengan Penguasa Kota Ismailiyah di Mesir dan telah melahirkan seorang anak yang diberi nama Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Ketika Padukuhan/ Desa Cirebon yang dibangun Pangeran Walangsungsang maju pesat, Prabu Siliwangi mengutus Patih Jagabaya datang ke Cirebon untuk mengukuhkan Pangeran Walangsungsang sebagai penguasa dan meningkatkan status Cirebon menjadi daerah Otonom baru. Pada saat pergi ke Cirebon, Patih Jagabaya didampingi oleh Raden Kian Santang, karena beliau ingin sekali bertemu kakaknya yang sudah lama tidak ia jumpai.
Selepas prosesi Penobatan Pangeran Walangsungsang sebagai penguasa Cirebon dengan gelar Srimanggana, Raden Kian Santang yang tinggal berhari-hari dengan kakaknya masuk Islam.
Raden Kian Santang kemudian dinikahkan dengan Halimah, putri ulama asal Champa. Setelah masuk Islam Raden Kian Santang kemudian menunaikan Ibadah Haji, dan nantinya memperoleh nama Islam "Haji Mansur".
Jika merujuk pada Carita Purwaka Caruban Nagari, maka jelas jika Raden Kian Santang mulanya mengikuti agama ayahnya Prabu Siliwangi, ketika Remaja baru memeluk Islam atas pengaruh kakaknya. Hal ini berbeda dengan dongeng yang berkembang, jika Rara Santang telah Islam sejak bayi/kecil karena pengaruh Ibunya Subang Larang.
Penulis: Bung Fei
Raden Kian Santang memang benar punya istri yang bernana Nyi Halimah atau Nyi Ageng Kali Sapu kinon berputera Kuncung Pesarean atau Pangeran Kuncung. Pangeran kuncung punya putera Ahmad Toha. Itu menurut buku sejarah yang buyut Ki Karibun bin Ki Anas Maksum bawa dari Cirebon. KiKKaribun pergi dari cirebon gerilya melawan penjajah yg menduduki kraton cirebon
BalasHapusParagraf terakhir: bagian awal masih nyambung, bicara tentang Kian Santang, tapi bagian akhir tiba tiba ditutup dengan Rara Santang. Bagaimana Bung Fei, mau diralat?
BalasHapus