Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Greja Santo Yusuf Cirebon, Greja Katolik Tertua Di Jawa Barat

Agama Katolik di Indonesaia pada masa penjajahan Belanda sebagaimana Agama mayoritas pribumi Indonesia (Islam),  sama-sama dibencinya oleh Belanda, hal tersebut dikarenakan pemerintah kolonial Belanda beragama Protestan.

Kedua Agama Kristen itu dalam sejaranya memang penuh darah dan permusuhan, sehingga sampai abad ke 19 Pemerintah Belanda mengawasi secara ketat perkembangan Agama ini, bahkan cenderung dipersulit.

Munculnya Greja Katolik di Jawa Barat rupanya pertama-tama Justru di pusat penyebaran Islam di Pasundan, yaitu di wilayah Kesultanan Cirebon, hal ini mengindikasikan bahwa orang Cirebon dengan ajaran Islamnya lebih toleran soal Agama dibandingkan dengan orang-orang Belanda kala itu.

Greja Katolik tertua di Jawa Barat yang berdiri megah kala itu dinamakan Santo Yusuf, tokoh Santo Yusuf sendiri dalam sejarah Kristen adalah bapak non Biologis Yesus. Santo Yusuf ini merupakan suami dari ibunda Yesus yaitu Maria.

Ada yang beranggapan bahwa Santo Yusuf digunakan sebagai nama Greja Katolik mula-mula yang di dirikan di Jawa Barat ini dikrenakan Greja itu adalah Greja Paling tua atau pertama, sehingga tokoh Santo Yusuf pas digunakan karena sebagai bapak dari Yesus.

Greja Katolik Santo Yusuf resmi berdiri pada tahun 1880, adapun awal mula pembangunanya dilakukan pada tahun 1878. Ini berarti pembangunan Greja Santo Yusuf Cirebon memakan waktu selama 3 tahun.

Greja Katolik Santo Yusuf dirancang oleh Arsitek berkebangsaan Eropa yang bernama Gaunt Slotez, beliaulah yang merancang dan membangunnya. Di Tinjau dari kondisi Bangunan aslinya,  kini sisa-sisa bangunan asli Greja hanya tinggal pada bagian depan atau serambi  gereja saja, sedangkan bagian lainnya merupakan bangunan lebih baru yang ditambahkan kemudian.
Kondisi Greja Sekarang
Sementara itu, kondisi menara Gereja Santo Yusuf Cirebon tidak begitu tinggi, menaranya berada di bagian tengah belakang bangunan, dengan sebuah lonceng tergantung di dalam ruangan berebentuk cungkup yang ada puncaknya. Di atas menara terdapat batang penangkal petir, karena merupakan bagian tertinggi di gereja ini. Badan menara tertutup kayu yang dibuat bersusun seperti sisik.
Kondisi Lonceng Greja
Kini, jika kita ingin menyaksikan peninggalan sejarah masa lampau itu dapat dijumai di Jalan Yos Sudarso No.20, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111. Letak berdekatan dengan Bank Indonesia Cabag Cirebon atau Kantor Pusat Pos Kota Cirebon.

Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Cirebon Yang Masih Terawat

Posting Komentar untuk "Mengenal Greja Santo Yusuf Cirebon, Greja Katolik Tertua Di Jawa Barat"