Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal-Usul Suku Anak Dalam Orang Rimba Di Sumatra

ORANG RIMBA-Suku Anak Dalam yang kadang juga disebut sebagai orang Rimba adalah sekumpulan manusia yang mendiami Rimba Raya Pulau Sumatra, hebatnya ditengah moderenisasi Pulau Sumatra yang ditandai dengan munculnya kota-kota Metropolitan di Pulau itu orang Rimba tetap mempertahankan tradisi leluhurnya, yaitu untuk memelihara, dan hidup dari hutan. Mereka pada umumnya menampik segala kemoderenan yang ditawarkan Negara.

Suku Anak Dalam atau yang kemudian disebut  SAD, adalah nama yang diberikan pemerintah untuk menamai suku-suku terasing yang ada di wilayah Sumatra, didalam Suku anak Dalam sendiri terdiri dari berbagai suku-suku terasing  diantaranya suku kubu, suku ameng, suku swamang, suku mapur, Suku Talang dan lain sebagainya. Penyebaran Suku Anak Dalam sendiri meliputi Propinsi Jambi, Riau, Bangka dan Sumatra Selatan.

Meskipun didalam Suku Anak Dalam terdiri dari berbagai suku terasing, akan tetapi suku yang paling popular dan jumlahnya paling banyak adalah Suku Kubu, suku inilah yang pada akhirnya didentikan sebagai Suku Anak Dalam atau Orang Rimba, mengingat eksistensinya hingga kini masih ada. Ada beberapa pendapat seputar sejarah asal-usul terbentuknya Suku Kubu Anak Dalam ini.

Menurut kepala suku setempat, sebagaimana yang dikutip penulis dari Jurnal Penelitian yang terdapat pada http://eprints.radenfatah.ac.id. Disebutkan bahwa asal usul Suku Anak Dalam berasal dari kerajaan Majapahit pada abad ke XV, katanya  salah seorang putra dari prabu Brawijaya yang berkedudukan di Surabaya bernama Ratu Patara Patung.

Pada waktu itu  Ratu Patara Patung diperintahkan untuk menaklukan Pulau Sumatera, di dekat Gunung Bungkuk mereka terkena serangan badai, lalu terdampar dan membangun sebuah kerajaan dengan Istana Bengkulu Tinggi yaitu di daerah Bengkulu yang lokasinya berada di kampung Kelawi dekat Bengkulu.

Selanjutnya Untuk menanamkan jiwa kebersamaan pada generasinya, maka pada malam tertentu Suku Anak Dalam berkumpul menceritakan tentang kepahlawanan Ratu Anak Dalam Bandar Bengkulu.

Ratu Anak Dalam Bandar Bengkulu adalah Anak Ratu Patara Patung yang merupakan nenek moyang masyarakat terasing yang gagah perkasa sakti sehingga wafatnya tidak diketahui atau ghaib di Gunung Bungkuk sehingga tempat ini pun dipandang tempat keramat.
Seorang Wanita Suku Anak Dalam Dengan Kedua Anaknya
Dalam hasil penelitian dari wawancara dengan Kepala Suku Anak Dalam tersebut juga didapati sebuh catatan bahwa. Ratu Anak Dalam Bandar Bengkulu mempunyai 7 orang anak yaitu:

  1. Ratu Anak Dalam Bandar Bengkulu
  2. Ratu Cili
  3. Ratu Manuk Mincir
  4. Ratu Rindang Papan
  5. Ratu Rajuk Rumpung
  6. Ratu Lemang Batu
  7. Ratu Putri Gading Cempaka

Setelah wafatnya Ratu Patara Patung, Ratu Anak Dalam  Bandar  Bengkulu menggantikan Ayahnya untuk melanjutkan perjuangan hidup, Ratu Anak Dalam Bandar Bengkulu Mempunyai 6 Orang anak yaitu:

  1. Kerindang Papan
  2. Lembah Api
  3. Burung Binang
  4. Kelimang Batu
  5. Manuk Mincir
  6. Raja Muda

Setelah melebarnya kekuasaan Belanda dan Inggris, Ratu Anak Dalam Bandar Bengkulu mengalami kekalahan dan akhirnya wafat (tidak diketahui tempat dan tahun pasti), maka Raja Muda salah satu diantara putranya menggantikan ayahnya yakni melanjutkan kekuasaan ayahnya bersama pengikutnya dengan jalan melarikan diri kehutan Musi Rawas, diwilayah Kecamatan Muara Rupit dan mendirikan suatu perkampungan, akhirnya perkampungan tersebut tenggelam menjadi sebuah danau yang dinamakan Danau Raya. Terjadinya Danau Raya ini karena memancarkan 7 buah mata air yang dibuat oleh Bujang Kurap ketika Upacara perkawinan Raja Muda dengan  Putrinya sendiri.

Setelah peristiwa tenggelamnya Raja Muda ke dalam Danau Raya dalam acara upacara perkawinan tersebut, dipandang merupakan suatu kutukan karena kawin dengan putrinya sendiri. Sejak itu pulalah tempat ini dipandang sebagai tempat keramat.

Diantara putranya dan pengikutnya yang selamat dari bencana itun adalah Intan Anyar, sekaligus menggantikan kedudukan ayahnya untuk melanjutkan perjuangan hidup dalam melanjutkan perjuangan bersama pengikutnya itu Intan Anyar mengembara lagi di Hutan Musi Rawas sampai Selatan di daerah Semenagus, ke Utara sampai Jambi, Kesebelah Barat Sampai Ke Sungai Jernih dan Ketimur sampai ke Musi Banyuasin.

Kehidupan Suku Anak Dalam saat itu bersifat nomaden guna menghindarkan diri dari tekanan kekuasaan asaing dan memecah diri dalam kelompok-kelompok kecil dengan seorang pemimpin sebagi  ketua  kelompok agar tidak mudah dikepung dikejar oleh penjajah dengan bersenjatakan Tombak atau Kujur. Ketua kelompok bertindak sebagai pimpinan dimana tempatnya bermukim atau bertahan.
Presiden Bersama Suku Anak Dalam
Adapun masyarakat Suku Anak Dalam yang mendiami Desa Muara Tiku adalah cucu dari Raja Muda setelah wafatnya Ratu Anak Dalam  Bandar  Bengkulu sebagai Ayahnya. Raja Muda mempunyai 7 Orang Anak yang tidak diketahui nama- namanya secar jelas.

Salah satu diantaranya adalah Intan Anyar, yang kawin dengan seorang perempuan yang bernama Obat Ati. Obat Ati adalah seorang wanita cantik diantara masyarakat terasing sebagi pengikut Raja Muda. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setelah wafatnya Raja Muda, dilanjutkan oleh anaknya Intan Anyar bersama pengikutnya.

Dari perkawinan Intan Anyar dengan Obat Ati membuahkan keturunan sebanyak 8 orang anak, sebagai berikut:

  1. Cumbu
  2. Lorai
  3. Mahbun
  4. Recah
  5. Ampat
  6. Senima
  7. Semima
  8. Ayah

Setelah wafatnya Intan Anyar dan Obat Ati kemudian cucu Intan Anyar  ini meyebar ke Desa Tebing Tinggi Kec. Nibung, Desa Sungai Jernih  Kec.  Muara Rupit, Desa Semangus Lama Kec. Muara Lakitan, Desa Sungai  Kijang  Ke. Rawas Ulu, Desa Sukaraya Kecamatan BKL ulu Teawas, Desa Muara Tiku Kecamatan Karang Jaya

Selain pendapat di atas, rupanya ada versi lain mengenai asl-usul dari Suku Anak Dalam. Ada yang menyatakan bahwa  mereka berasal dari Pagaruyung yang mengungsi ke Jambi. Hal ini juga diperkuat dengan adat Suku Anak Dalam yang mempunyai kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau.

Selain itu ada juga sumber yang menyatakan bahwa Asal Usul Suku Anak Dalam berasal dari cerita Perang Jambi dengan Belanda yang berakhir pada tahun 1904, kala itu Suku Anak dalam dipimpin oleh Raden Perang. Dalam perang Gerilya tersebut maka populerlah Suku Anak Dalam dengan sebutan Orang Kubu yang artinya orang yang tidak mau menyerah pada penjajah.

Sementara menurut Dirjen Bina Masyarakat Terasing Depsos RI 1998 : 55 – 56 yang mengatakan secara mitologi bahwa Suku Anak Dalam masih menganggap satu keturunan dengan Puyang Lebar Telapak yang berasal dari Desa Cambai, Muara Enim.

Begitulah asal-usul dari Orang Rimba atau Suku anak dalam Kubu, ada yang menyatakan berasal dari Majapahit, dari Pagaruyung dan ada pula yang menyatakan dari wilayah Sumatra sendiri. 

Posting Komentar untuk "Asal-Usul Suku Anak Dalam Orang Rimba Di Sumatra"