Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah Sultan Siak Pertama

Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah yang anama aslinya Raja Kecik bapaknya bernama Sultan Mahmud Syah II (Sultan Johor ke-X), bin Sultan Ibrahim Syah (Sultan Johor ke IX) bin Raja Bajau yang menjadi Yam Tuan Muda Pahang dari tahun 1641-1676 M. Sementara Ibunya bernama Seri Nara Diraja Pahang (Cik Pong).

Pada mulanya Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah merupakan Raja Johor, selama Raja Kecik memerintah di Kesultanan Johor ia diterpa berbagai permasalahan, salah satunya berselisih dengan saudaranya yang bernama Raja Sulaiman yang telah koalisi dengan pasukan perang Bugis.

Permasalahan itu kemudian menyebabkan Raja Kecik berserta pengikutnya mundur dengan memindahkan pusat pemerintahannya dari Johor Bintan, ke Bengkalis hingga akhirnya ke Buantan yang berada di sekitar Sungai Jantan.

Hal itu dinyatakan wajar sebab Raja Kecik sendiri menduduki tahta Johor setelah ia melakukan kudeta pada sultan sebelumnya.  Baca dalam : Sejarah Siak Sri Indrapura

Pada tahun 1723 M, tepatnya di Buantan Raja Kecik dinobatkan sebagai pewaris Kerajaan Melaka-Johor yakni sebagai raja pertama di Kesultanan Siak.

Adapun Raja Kecik mengawali dengan mencoba melakukan serangan  kepada penguasa Kerajaan Johor, kemudian langkah berikutnya Raja Kecik juga mengadakan konsolidasi untuk memperkuat sektor pemerintahan, perekonomian dan pertahanan militer di Kesultanan Siak.

Ketiga program kerja ini merupakan program utama pada masa awal pemerintahan Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah).

Dalam pemerintahan, Raja Kecik menerapkan pemerintahan seperti yang pernah diterapkan pada saat memerintah di Kesultanan Johor dengan bentuk Sultan sebagai puncak kekuasaan, pemerintahan yang didampingi oleh Dewan Kerajaan yang terdiri dari orang-orang besar kerajaan yang berfungsi sebagai pelaksana pemerintahan dan berkerja sebagai penasihat utama sang Sultan.

Pemerintahan disetiap daerah yang berhasil ditaklukkan oleh Kesultanan Siak ditugaskan kepada Kepala Suku yang bergelar Penghulu, Orang Kaya dan Batin. Kepala Suku (Penghulu) dibantu oleh Sangko Penghulu (wakil Penghulu), Malim Penghulu (urusan kepercayaan agama), Lelo Penghulu (urusan adat dan sebagai hulubalang).

Batin dan Orang Kaya suatu jabatan yang harus diduduki oleh kepala suku asli yang terus diterapkan hingga anak cucunya (dinasti system). Raja Kecik juga menjadikan daerah kekuasaannya dengan adanya perbatinan, seperti Perbatinan Gasib, Senapelan, Sejaleh dan Perawang.
Ilustrasi
Terdapat juga perbatinan dibagian selatan kuala Sungai Jantan, Perbatinan Sakai dan Petalangan. Terdapat juga perbatinan antar pulau, antara lain Perbatinan Tebing Tinggi, Senggoro, Merbau dan Rangsang. Pada daerah asli yang dipimpin oleh kepala suku (penghulu) antara lain Siak Kecil, Siak Besar, Betung, dan Rempah.

Langkah berikutnya Raja Kecik memfokuskan bidang pertahanan dengan memerintahkan Datuk Laksamana Raja Dilaut untuk mempersiapkan pasukan- pasukan laut yang handal, dan diperintahkan langsung oleh Raja Kecik agar membuat kapal perang yang besar beserta perlengkapan senjatanya. Selama roda pemerintahan berjalan Raja Kecik telah menerapkan sistem pemerintahan suku yang menggunakan sistem turun menurun dari ayah kepada anak atau dari abang ke adik untuk meneruskan pemenrintahan kerajaan.

Raja Kecik juga terfokuskan untuk membangun perekonomian sebagai income pembendaharaan kerajaan dengan memberlakukan pemungutan pajak berupa pancung alas (pajak hasil dari hutan), dan tapak lawang (pajak personal), dan membuka Bandar Saban Auh sebagai akivitas perdagangan antar negeri Pesisir Timur Sumatera, Aceh, dan Minangkabau. Langkah ini diambil oleh Raja Kecik karena melihat kondisi Selat Melaka telah berada di bawah kekuasaan Belanda.

Pada 1724-1726 M, Raja Kecik mulai menunjukan kekuatan pemerintahan yang telah dibangun olehnya, dengan melontarkan beberapa serangan terhadap orang-orang Bugis yang berada di Kedah, dalam pertempuran tersebut Raja Kecik berhadapan dengan Daeng Perani.

Pada akhirnya Raja Kecik berhasil membunuh salah satu pembesar Bugis yakni Daeng Perani. Kemudian Raja Kecik terus melakukan ekspansinya hingga berhasil menguasai daerah Rokan, Tanah Putih, Bangka, dan Kulo.

Pada tahun 1746 M, Raja Kecik atau Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah Sultan Siak Pertama wafat di Kota Buantan dengan diberi gelar Marhum Buantan atau lebih dikenal dengan sebutan Yang Dipertuan Raja Kecik.

Dewan Kerajaan Datuk Empat Suku berdasarkan wasiat dari Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah segera melantik Raja Buwang Asmara (Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah) yang didukung oleh Raja Minangkabau sebagai Sultan ke-II (1746- 1760).

Baca Juga: Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah Sultan Siak Ke Dua

Posting Komentar untuk "Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah Sultan Siak Pertama"