Sejarah Desa Tuk Kec Kedawung Kab Cirebon
Sejarah Desa Tuk Kec Kedawung Kab Cirebon menurut legenda yang berkembang dikait-kaitkan dengan titah Sultan Mertawijaya (Sultan Sepuh I) kepada seseorang yang bernama Mancur Jaya. Konon dimasa pemerintahan Sultan Sepuh I (1678-1697) Cirebon dilanda kekurangan air.
Banyak sumur-sumur penduduk yang mengering, sementara disisi lain kebutuhan akan air begitu mendesak, oleh karena itu Sultan Sepuh I memerintahkan abdinya yang bernama Mancur Jaya untuk mencari sumber air agar rakyat yang kesulitan segera dapat ditolong.
Printah Sultan Sepuh I segera dilaksanakan oleh Mancur Jaya, akan tetapi sumber-sumber air di sekitar Keroton maupun di pusat kota Cirebon memang sedang minim sehingga tidak bisa memenuhi keinginan Sultannya. Oleh karena itu Mancur Jaya menyusuri satu demi satu daerah di sekitar pinggiran pusat pemerintahan Cirebon yang masih memiliki sumber air yang melimpah.
Sampialah Mancur Jaya pada suatu daerah yang kala itu masih terdapat pohon yang sangat besar, mulanya ia berteduh dipohon tersebut, akan tetapi selepas ia amat-amati ternyata dibawah celah-celah akar pohon ada genangan air sepertinya keluar dari mata air, lalu ketika ia tusuk-tusuk (tuk: dalam bahas Cirebon) dengan menggunakan tongkat ternyata memang benar sebuah mata air, sehingga ia merasa senang dan akhirnya melakukan penggalian guna mengeluarkan kandungan air yang terdapat pada mata air tersebut.
Mulai selepas itu, Mancur Jaya membuat sebuah balong (kolam) penampungan air disekitar mata air yang ditemukan, airnya terus-terusan keluar dengan deras sehingga mampu memenuhi kebutuhan rakyat Cirebon yang kala itu sedang dilanda kekurangan air. Atas peristiwa tersebut, balong penampungan mata air yang ditemukan dinamai dengan “Tuk” karena penemuannya sendiri dikisahkan dari peristika di tuk (ditusuk menggunakan tongkat), selain itu wilayah yang terdapat balong tuknya juga kemudian dinamakan “Tuk”, dikemudian hari ketika wilayah itu sudah banyak dihuni orang dibangunlah sebuah desa yang juga dinamai Desa Tuk.
Kini, Balong Tuk masih dapat dijumpai, bahkan dijadikan sebagai benda cagar budaya berdasarkan kententuan UU Nomor 05 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Balong tuk berlokasi di Jl. Pancuran Mas RT 01 RW 01 Desa Tuk Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Menurut pengakuan warga setempat balong tersebut konon tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau hingga sekarang.
Secara geografis Desa Tuk terletak di Kecamatan Kedawung, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kertawinangun, Desa Kedungdawa dan Desa Kalikoa. Meskipun Tuk sudah ada sejak zaman Sultan Sepuh I, namun dalam struktur pemerintahan, dipercayai bahwa desa ini secara administrative baru terbentuk pada Tahun 1931 dengan Kuwu pertamanya Bapak Sawar, yang menjabat dari tahun 1930 hingga 1940.
Banyak sumur-sumur penduduk yang mengering, sementara disisi lain kebutuhan akan air begitu mendesak, oleh karena itu Sultan Sepuh I memerintahkan abdinya yang bernama Mancur Jaya untuk mencari sumber air agar rakyat yang kesulitan segera dapat ditolong.
Printah Sultan Sepuh I segera dilaksanakan oleh Mancur Jaya, akan tetapi sumber-sumber air di sekitar Keroton maupun di pusat kota Cirebon memang sedang minim sehingga tidak bisa memenuhi keinginan Sultannya. Oleh karena itu Mancur Jaya menyusuri satu demi satu daerah di sekitar pinggiran pusat pemerintahan Cirebon yang masih memiliki sumber air yang melimpah.
Sampialah Mancur Jaya pada suatu daerah yang kala itu masih terdapat pohon yang sangat besar, mulanya ia berteduh dipohon tersebut, akan tetapi selepas ia amat-amati ternyata dibawah celah-celah akar pohon ada genangan air sepertinya keluar dari mata air, lalu ketika ia tusuk-tusuk (tuk: dalam bahas Cirebon) dengan menggunakan tongkat ternyata memang benar sebuah mata air, sehingga ia merasa senang dan akhirnya melakukan penggalian guna mengeluarkan kandungan air yang terdapat pada mata air tersebut.
Mulai selepas itu, Mancur Jaya membuat sebuah balong (kolam) penampungan air disekitar mata air yang ditemukan, airnya terus-terusan keluar dengan deras sehingga mampu memenuhi kebutuhan rakyat Cirebon yang kala itu sedang dilanda kekurangan air. Atas peristiwa tersebut, balong penampungan mata air yang ditemukan dinamai dengan “Tuk” karena penemuannya sendiri dikisahkan dari peristika di tuk (ditusuk menggunakan tongkat), selain itu wilayah yang terdapat balong tuknya juga kemudian dinamakan “Tuk”, dikemudian hari ketika wilayah itu sudah banyak dihuni orang dibangunlah sebuah desa yang juga dinamai Desa Tuk.
Kini, Balong Tuk masih dapat dijumpai, bahkan dijadikan sebagai benda cagar budaya berdasarkan kententuan UU Nomor 05 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Balong tuk berlokasi di Jl. Pancuran Mas RT 01 RW 01 Desa Tuk Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Menurut pengakuan warga setempat balong tersebut konon tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau hingga sekarang.
Secara geografis Desa Tuk terletak di Kecamatan Kedawung, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kertawinangun, Desa Kedungdawa dan Desa Kalikoa. Meskipun Tuk sudah ada sejak zaman Sultan Sepuh I, namun dalam struktur pemerintahan, dipercayai bahwa desa ini secara administrative baru terbentuk pada Tahun 1931 dengan Kuwu pertamanya Bapak Sawar, yang menjabat dari tahun 1930 hingga 1940.
Posting Komentar untuk "Sejarah Desa Tuk Kec Kedawung Kab Cirebon"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.