Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gajah Mada dalam 3 Naskah Kuno

Gajah Mada memang sangat populer, namanya banyak disebut-sebut dalam Naskah Kuno asal Jawa maupun luar Jawa, menariknya dari tiga naskah yang memuat tentang kisah Gajah Mada, ternyata ada satu naskah yang menyebut bahwa Gajah Mada diutus oleh Rajanya untuk melamar seorang putri Champa, Gajah Mada yang dikisahkan dalam Naskah inilah yang kemudian dinyatakan masuk Islam. Menariknya naskah ini adalah salah satu Naskah asal Jawa. 

Gajah Mada

Tiga naskah yang dimaksudkan dalam bahasan ini adalah Babad Tanah Jawi, Kakawin Negarakertagama dan Naskah Sejarah Melayu. 

Gajah Mada dalam Naskah Babad Tanah Jawi

Gajah Mada dalam Naskah Babad tanah Jawi dikisahkan hidup ketika Majapahit diprintah oleh Prabu Brawijaya  (V?), sosok Gajah Mada yang dikisahkan dalam naskah ini juga hidupnya sezaman dengan Makdum Ibrahim Asmara (Sunan Bonang). 

Cuplikan alih aksara Babad Tanah Jawi yang mengisahkan Gajah Mada hidup sezaman dengan Brawijaya V dan Sunan Bonang adalah sebagai berikut: 

Gajah Mada dalam Babad Tanah Jawi

Memahami beberapa cuplikan alih aksara dari Naskah Babad Tanah Jawi sebagaimana yang telah diuraikan, dapatlah dinyatakan jika sosok Gajah Mada dalam naskah asal Jawa yang satu ini dinyatakan hidup pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V (Lengser 1400 S/1478M). 

Gajah Mada Dalam Naskah Sejarah Melayu 

Naskah sejarah Melayu adalah salah satu Naskah yang didalamnya juga menyebut-nyebut nama Gajah Mada, dalam Naskah ini dikisahkan bahwa Patih Aria Gajah Mada adalah tokoh yang hidup ketika Majapahit diprintah oleh Radin Galuh Wi Kusuma (Ratu Suhita 1427-1447). 

Pada naskah ini juga dikisahkan Gajah Mada sezaman dengan Hang Tuah, seorang Laksamana Kesultanan Malaka, yaitu Laksamana yang menjabat ketika Malaka diprintah oleh Sultan Muzaffar Syah (1445-1459) dan dilanjutkan Sultan Mansyur Syah (1459-1477). 

Cuplikan dari naskah Sejarah Melayu yang menyebut-nyebut Gajah Mada adalah sebagai berikut;
Gajah Mada Dalam Naskah Sejarah Melayu

Gajah Mada Dalam Naskah Kakawin Negarakertagam 

Gajah Mada yang dikisahkan dalam Naskah Kakawin Negarakertagama ini adalah sosok yang masa hidupnya lebih Tuah dibandingkan dengan kedua naskah yang telah disebutkan sebelumnya. 

Gajah Mada dalam Kakawin Negarakertagama telah hidup sejak Zaman Pemerintahan Prabu Jayanegara hingga Hayam Wuruk, dalam Naskah ini pula Gajah Mada dikisahkan wafat pada 1364 M. 

Mengapa Gajah Mada Banyak? 

Tiga sosok Gajah Mada yang dikisahkan dalam tiga naskah kuno yang telah disebutkan jelas merupakan tiga sosok orang yang berbeda dengan nama yang sama. 

Dinyatakan berbeda karena memang zaman/waktu hidupnya berbeda antara 1 Gajah Mada dengan 1 Gajah Mada yang dikisahkan dalam 3 Naskah kuno tersebut. Sementara dapat dinyatakan sama, karena ketiganya sama-sama menggunakan nama Gajah Mada.

Penulis meyakini bahwa Gajah Mada yang asli adalah Gajah Mada yang dikisahkan dalam Kakawin Negarakertagama, meskipun demikian, Gajah Mada yang lainnyapun dapat dinyatakan sebagai Gajah Mada asli pula, sebab ada kemungkinan di zaman Ratu Suhita hingga Brawijaya V, setiap Mahaptih Majapahit yang baru dilantik, dijuluki atau digelari dengan nama "Gajah Mada". 

Penggunaan gelar Gajah Mada pada masa Ratu Suhita dan Brawijaya V ada kemungkinan sebagai penghormatan pada Mahapatih Gajah Mada yang sukses membawa kejayaan Majapahit. Sehingga dengan menyandang gelar tersebut, Mahapatih yang menjabat masa Ratu Suhita dan Brawijaya V menjadi termotivasi untuk dapat memerintah negara sebagaimana selayaknya Patih Gajah Mada dahulu kala.

Kesimpulannya adalah menurut ketiga naskah yang telah disebutkan, dapatlah dipahami bahwa Gajah Mada ada tiga, yaitu Gajah Mada I, hidup zaman Prabu Jayanegara hingga Hayam Wuruk. Gajah Mada II, hidup masa Ratu Suhita, dan Gajah Mada III, hidup masa Brawijaya V.  

Baca Juga : Biografi Gajah Madah, Lahir Hingga Wafat

Posting Komentar untuk "Gajah Mada dalam 3 Naskah Kuno"