Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masuk Islamnya Raden Anggaraksana & Keluarnya Printah Blokade Dakwah Cirebon di Pajajaran

Raden Anggaraksana adalah putra Resi Bungsu. Sementara Resi Bungsu sendiri adalah tokoh dari kalangan Kasta Brahmana yang dahulu terlibat konflik politik dalam perebutan jabatan Syah Bandar di Muara Jati dan Caruban dengan Ki Danusela (Ki Gede Alang-Alang/Bramacari Siramana).  

Antara Ki Danusela dan Resi Bungsu secara kedudukan sama-sama kuat, sebab keduanya sama-sama lahir dari kalangan Kasta Brahmana dan juga sama sama lahir dari latar belakang keluarga yang dekat dengan Istana. Hanya saja Ki Danusela dikemudian hari masuk Islam. 

Resi Bungsu sejak dahulu punya dendam politik dengan Ki Danusela. Resi Bungsu bertambah-tambah marah kepada Ki Danusela ketika putra kesayangannya masuk Islam atas pengaruh Ki Danusela. 

Dengan segala kekuatannya, Resi Bungsu yang kala itu juga sebagai pejabat tinggi Pajajaran mempengaruhi Pangeran Surawisesa (Anak Prabu Siliwangi yang kala itu menjabat sebagai Ratu Wilayah Sundakalapa) agar mau membisiki ayahnya Prabu Siliwangi untuk memblokade segala bentuk dakwah Islam termasuk memblokade cabang pesantren Lemah Abang yang didirikan Putra Angkat Ki Danusela (Syekh Siti Jenar) di wilayah Pajajaran. 

Akhirnya segala aktivitas dakwah orang-orang Cirebon di wilayah Pajajaran di blokade. Mendapati hal itu Pangeran Cakrabuana yang juga anak Prabu Siliwangi melancarkan lobi agar ayahnya tidak melakukan hal itu, namun lobi itu gagal. 

Akhirnya, Pangeran Cakrabuana memerintahkan Syekh Siti Jenar untuk membelokan dakwahnya ke bagian timur Cirebon. Mulai saat itu, cabang-cabang Pesantren Lemah Abang didirikan di wilayah Demak dan Majapahit.

Baca Juga : Dakwah Syekh Siti Jenar Dicekal di Pajajaran

Posting Komentar untuk "Masuk Islamnya Raden Anggaraksana & Keluarnya Printah Blokade Dakwah Cirebon di Pajajaran"