Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Sejarah Indonesia Beserta Referensinya

Rangkuman Sejarah Indonesia dalam artikel ini terdiri dari dua kategori yaitu masa pra sejarah (Masa belum mengenal tulisan) dan masa sejarah (Masa mengenal tulisan), biarpun demikian rangkuman sejarah Indonesia dalam artikel ini dibatasi hanya sampai pada masa pemerintahan orde lama. Adapun penjelasan rangkuman sejarah Indonesia yang dimaksud  adalah sebagai berikut:

Masa Pra Sejarah

Sebelum bangsa ini resmi dinamakan Bangsa Indonesia pada tahun 1928 dalam kongres sumpah pemuda, ternyata 600.000 tahun sebelumnya telah hidup mahluk hidup sejenis manusia yang mendiami wilayah yang kini dinamai Indonesia. Adanya kepercayaan seputar mahluk hidup di Indonesia dalam masa Pra Sejarah itu didasarkan pada beberapa penemuan para peneliti. 

Seperti penemuan kerangka manusia purba di wilayah Sangiran, Kab Sragen Jawa Tengah pada tahun 1936 oleh seorang peneliti yang bernama Von Koeningswal. Jenis manusia purba ini adalah jenis yang dianggap paling tua,manusia purba ini kemudian dinamai Meghantrophus Paleojavanicus[1].

Selain penemuan kerangka manusia purba di Sangiran sebenarnya masih banyak lagi kerangka manusia Purba yang ditemukan di Indonesia, akan tetapi penemuan yang disebutkan di atas tersebut adalah penemuan kerangka manusia purba yang umurnya dianggap lebih tua dari penemuan-penemuan lainnya. 

Masa Sejarah

Fase masa sejarah bangsa Indonesia dimulai semenjak bangsa Indonesia mengenal tulisan, dan masuknya agama Hindu dan Budha sampai pada jaman kemerdekaan Indonesia dan setelahnya, adapun pemaparan rangkuman sejarah Indonesia pada masa ini adalah sebagaimana berikut:
  • Kerajaan Hindu-Budha
Kerajaan yang bercorak Hindu-Budaha yang eksistensi keberadaanya disepakati sejarawan disebutkan bahwa yang paling tua adalah Kerajaan Kutai, kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu yang terletak di Kabupaten Kutai Kalimantan Timur tepatnya di dekat muara sungai Mahakam.

Teori tersebut didasarkan pada temuan Prasasti yang dipahatkan pada Yupa berupa huruf Pallawa yang berasal dari abad ke 5 Masehi. Dalam Prasasti ini dikabarkan mengenai Raja Asmawarman seorang Raja kutai keturunan orang besar bernama Kunduga[2]

Setelah Kerajaan Kutai, selanjutnya masih pada Abad ke 5 masehi di Indonesia juga telah berdiri kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu ini terletak di Jawa Barat, dasar dari keberadaan Kerajaan ini adalah 7 prasasti yang ditemukan tersebar di wilayah Jawa Barat. 

Prasasti tersebut adalah, (1) Prasasti  Ciaretun/Ciampea, prasasti ini ditemukan dibogor, dalam prassti ini dikabarkan mengenai sorang Raja yang bernama Purnawarman yang memerintah Kerajaan yang bernama Tarumanegara. (2) Prasasti Jambu parasti ini juga ditemukan di Bogor, mengabarkan mengenai Raja Punawarman (3) Prasasti Kebon Kopi parasti ini juga ditemukan di Bogor, mengabarkan mengenai Raja Punawarman (4) Prasasti Tugu, yang ditemukan di Cilincing Jakarta yang menyebutkan mengenai pembenahan sungai Ghomati di Kerajaan Tarumanegara (5) Prasasti Cidahiang, (6) Prasasti Pasir Awi, dan (7) Prasasti Muara Cianten[3].

Selain Kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu, di Indonesia juga telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Budha,diantaranya adalah Kerajaan Sriwijaya yang didirikan pada abad ke 7 masehi di Sumatra, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dan lain sebagainya. 

Setelah kemunculan kerajaan-kerajaan di atas kemudian banyak bermunculan kerajaan-Kerajaan yang bercorak Hindu Budha pada abad-abad selanjutnya (8-13 masehi) seperti Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singhasari, sampai pada Kerajaan Majapahit.

Namun Kerajaan yang dianggap paling berpengaruh luas terhadap bangsa Indonesia adalah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.
  • Kerajaan Islam
Pada abad ke 14-18 masehi eksistensi Kerajaan yang bercorak Hindu-Budha digantikan perannya oleh Kerajaan-Kerajaan yang bercorak Islam, pada abad-abad ini orang-orang Indonesia pada umumnya beralih keagama Islam.

Diantara kerajaan-kerajaan Islam yang terkemuka di Indonesia adalah Keultanan Pasai, Aceh Darusalam, Jambi, Palembang, Deli, Riau di Sumatra. Kesultanan Demak,  Cirebon, Banten, Mataram  di Jawa, Kesultanan Gowa di Sulawesi,  Kesultanan Ternate dan Tidore di Maluku, Kesultanan Banjar di Kalimantan dan lain sebagainya. Pada abad-abad ini hampir seluruh kerajaan yang bercorak Hindu-Budha diagantikan dengan kerajaan Islam, kecuali di pulau Bali.
  • Penjajahan Bangsa Eropa
Penjajahan Bangsa Eropa diwilyah yang kini dinamai Indonesia sudah terjadi semenjak abad ke 16, pada abad ke 16 Portugis berhasil menaklukan Kesultanan Pasai di Sumatra, Ternate di Maluku[4] akan tetapi penjajahan bangsa Portugis ini tidak berlangsung lama, karena pada tahun-tahun masih dalam abad ke 16 bangsa Portugis berhasil diusir oleh kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. 

Selain Portugis, Bangsa Eropa lain yang pernah menjajah bangsa Indonesia adalah Bangsa Belanda, Perancis dan Inggris. Bangsa Belanda melalui VOC pada abad ke 17 tercatat berhasil menaklukan Jakarta. 

Meskipun pada mulanya penjajahan bangsa Belanda ini hanya dalam lingkup Jakarta saja, akan tetapi rupanya dari Abad ke 17 sampai pada abad ke 19 masehi Belanda sedikit demi sedikit akhirnya dapat menaklukan seluruh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Bangsa Indonesia baru merdeka dari penjajahan Bangsa Belanda baru pada tahun 1945. 

Meskipun penjajahan yang dilakukan bangsa Belanda terbilang lama, akan tetapi pada masa-masa itu juga tercatat dua kali pergantian kekuaasaan dari kekuasaan Belanda kepada kekuasaan bangsa Eropa lain yaitu bangsa Perancis pada abad ke 19 dan bangsa Inggris masih pada abad ke 19, Penjajahan bangsa Perancis dan Inggris di Indonesia ini tidak berselang lama hanya beberapa tahun saja karena kemudiannya Indonesia kembali dikuasi Belanda[5].
  • Penjajahan Bangsa Jepang
Jepang menjajah Indonesia kurang lebih selama 3 tahun dari mulai Tahun 1943-1945, Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia setelah sebelumnya terlibat pertempuran yang sengit. Meskipun demikian pada Tahun 1945 Jepang kemudian dikalahkan oleh Sekutu dan kemudian oleh sekutu Indonesia diserahkan kembali ke Belanda[6]
  • Masa Perjuangan Dan Kemerdekaan
Masa Perjuangan bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1910 masehi, pada masa ini dilakukan konsloidai dan penyatuan Suku-Bangsa yang ada di Indonesia, para pejuang membuat persatuan-persatuan pelajar untuk melawan penjajahan Belanda secara intelek. 

Pada Tahun 1928 pemuda-pemuda Indonesia berhasil membuat kesepakatan antar mereka yang ditandai dengan lahirnya sumpah pemuda yang menghasilkan keputusan “ Bertumpah Darah Satu, Berbangsa Satu, dan Berbahasa Satu yaitu Indonesia”[7]

Setelah mereka berhasil menyatukan seluruh suku bangsa dari tiap-tiap pulau yang ada di Indonesia, kemudian mereka melancarkan perjuangan dengan membuat tulisan-tulisan yang berupa seruan untuk merdeka dari Belanda, gerakan perjuangan ini kemudian dibungkam oleh Belanda, penjajah Belanda kemudian memenjarakan para pejuang kemerdekaan itu, kebanyakan diantara mereka dibuang dipulau terpencil bahkan ada juga yang mati terbunuh. 

Ketika pada tahun 1942 Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia, para tahanan politik kemerdekaan tersebut kemudian dibebaskan oleh Jepang dan diajak Jepang untuk bergabung bersama mereka untuk menghadapi Sekutu. Dari mulai tahun 1942-1945 Jepang mendidik Bangsa Indonesia dalam penguasaan Militer, dalam penjajahannya di Indonesia Jepang juga menjanjikan kemerdekaan Bangsa Indonesia[8]

Pada tahun 1945 Sekutu berhasil mengalahkan Jepang, maka secara otomatis Jepang kemudian kembali menyerahkan Indonesia ke Sekutu. Dan malangnya Sekutu kemudian kembali menyerahkan Indonesia ke Belanda. Dengan demikian janji kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan ke Jepang kemudian musnah seketika.

Mendengar kekalahan Jepang dari sekutu dan kabar mengenai penyerahan kembali Indonesia ke Belanda, para Pejuang kemerdekaan Indonesia, kemudian memprokalamirkan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Proklamasi kemerdekaan ini dibacakan oleh Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Sukarno dan Muhamad Hata. Proklamasi kemerdekaan ini kemudian dianggap Ilegal oleh Sekutu maupun Belanda.

Meskipun dianggap ilegal, para pejuang kemerdekaan kemudian membentuk pemerintahan, dari mulai mengangkat Presiden, mentri-mentri samapai pada membuat tentara Nasional beserta panglima peranganya.

Pada tahun 1945 Sekutu mengultimatum agar bangsa Indonesia menyerahkan senjata, ultimatum ini kemudian ditolak, setelah penolakan tersebut kemudian meletuslah kemudian perang antara sekutu dan para pejuang kemerdekaan Indonesia pada 10 November 1945 yang berlangusng di Surabaya[9]

Selepas sekutu menyerahkan Indonesia ke Belanda, penjajah Belanda kemudian melakukan agresi militer yang bertujuan untuk membubarkan Pemerintah Indonesia, dan melucuti senjata yang dimiliki para pejuang. Perang Indonesia Vs Belanda berlangsung dari tahun 1945-1949, Belandapun kemudian tak sanggup melawan bangsa Indonesia dan pada akhirnya mereka mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949[10].
  • Masa Orde Lama
Masa Orde Lama dalam sejarah Indonesia bermkasud masa dimana Indonesia dipimpin oleh Soekarno yaitu dari mulai tahun 1945 sampai dengan 1967. Istilah orde lama (masa pemerintahan lama) sebenarnya tidak dikenal dalam masa Soekarno, sebab yang memberikan istilah orde lama pada pemerintahan Soekarno ini adalah presiden setelahnya yaitu Soeharto. Sebab Soeharto menamai masa pemerintahannya dengan istilah orde baru.

Masa orde lama berjalan selama 22 tahun, dan sebagai masa awal berdirinya Indonesia pada jaman ini pemerintahan Indonesia menghadapi berbagai ujian dan tantangan, tercatat pada tahun 1946-1947 Belanda melakukan agresi militer, meskipun pada akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949.

Dari tahun 1950-1964, Indonesia diguncang dengan berbagai masalah dari mulai masalah pemberontakan DII-TII, APRI, ADI AZIZ, PERMESTA  dan PKI, Embargo Negara adikuasa, Konforntasi dengan Malaysia, Knfrontasi dengan Belanda dalam rangka Pembebasan Irian Jaya dan lain sebagainya, namun semua masalah-masalah tersebut dapat dikenadalikan oleh pemerintah.

Selain menghadapi berbagai pemberontakan dan tentangan dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, pada masa orde lama juga, pemerintah tercatat berhasil melakukan kemajuan untuk bangsa Indonesia, diantaranya pembangunan dalam bidang infrstruktur, militer, dan ekonomi. 

Pada masa orde lama juga pemerintah tercatat secara politik pernah menggelar pemilihan umum yaitu pada tahun 1955. Pemilu pada tahun ini disebut-sebut dalam sejarah sebagai pemilu yang paling demokratis yang pernah digelar di Indonesia[11].

Berakhirnya masa orde lama dilatar belakangi oleh kudeta gagal yang dilancarkan PKI pada tahun 1965, setelah itu Soekarno kemudian membawakan pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya terhadap peristiwa pemberontakan PKI (G30S) pada Sidang Umum ke-IV MPRS. 

Pidato tersebut berjudul "Nawaksara" dan dibacakan pada 22 Juni 1966. MPRS kemudian meminta Soekarno untuk melengkapi pidato tersebut. Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun kemudian disampaikan oleh Soekarno pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh MPRS. Hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. 

Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia. Setelah melakukan Sidang Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden RI hingga diselenggarakan pemilihan umum selanjutnya[12].

Catatan Kaki
[1] Neiny Ratmaningsih, 1994. Sejarah I Nasional Dan Umum. Bandung: Ganesa Exact. Hlm 13
[2] Ibid Hlm 113
[3] Ibid Hlm 115
[4] Baca: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Ternate-Portugal
[6] Baca : Pemberontakan Petani Terhadap Jepang
[7] Baca : Naskah Sumpah Pemuda
[8] Baca : Sejarah Pendudukan Jepang
[9] Baca: Kiprah Kiyai Abbas Dalam Pertempuran 10 November
[10] Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949
[11] Dahm, Bernhard.1987. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Penerbit LP3ES Jakarta
[12] Warman, Asvi. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta: Kompas Media Nusantara.