Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wilayah Kekuasaan Kerajaan Cirebon

Wilayah Kekuasaan Kerajaan Cirebon dari jaman ke jaman tentunya berbeda, wilayah Kerjaan Cirebon ketika baru didirikian tentu berbeda dengan masa Kejayaan. Adakalanya berkurang ada kalanya bertambah. Dalam pembahasan kali historyofcirebon.id akan membahas mengenai wilayah kerajaan Cirebon ketika baru pertama kali didirikan. Yaitu pada masa pemerintahan awal Sunan Gunung Jati.
Kabar mengenai wilayah kekuasaan Kerajaan Cirebon masa itu, tertulis dalam naskah Mertasinga pupuh XXIX-.20-XXX.07. Adapun kandungan isi dalam naskah tersebut adalah sebagai berikut:
  • Di sebelah timur menyusur pantai
  • Di sebelah selatan menyusur Kali Sapu/Kali Kasuneyan
  • Di sebelah barat sampai ke laut luas sebagai batas
  • Di sebelah utara Jaga Bayan, yang menjadi pojok kotanya.
  • Ke arah timur lautanya pabean batasnya
  • Di tarik lurus kea rah selatan maka pojok tenggaranya itu di kasuneyan
  • Di tarik lurus sebelah barat maka pojok barat itu ialah pintu gerbang selatan dan ke arah utara sebagai pojok arah latunya itu ialah Ki Gedeng kiring batasnya.
Berdasarkan naskah di atas dapatlah dipahami bahwa pada mulanya wilayah Kerajaan Cirebon hanya meliputi sebagaian Kota Cirebon saja, pintu masuk Kota Cirebon terletak di sebelah selatan kota yaitu tepatnya di Jaga Bayan. Secara makna Jaya Bayan sendiri memang bermakna pintu gerbang penjagaan. 

Berdasarkan hal tersebut maka dapatlah dipahami bahwa pada masa awal pemerintahan Sunan Gunung Jati wilayah kekuasaan Cirebon sangat kecil sekali, Cirebon berkedudukan sebagai kota sekaligus Negara, yang mempunyai satu gerbang akses masuk resmi menuju kota. 

Kota Cirebon pada masa ini, dikelilingi tembok bata merah, seluruh tembok ini meengeliling kota, pembangunan tembok Kota Cirebon dikisahkan pembangunannya melibatkan 500 orang yang dikepalai oleh Raden Sepat. Raden sepat dikenal juga dengan nama Kuwu Dipati, Kuwu dipati ini kemudian ketika meninggal dimakamkan di Dawuhan.