Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lika-Liku Bubarnya Kabupaten Galuh

Nama Galuh tentu sudah tidak asing lagi di telinga orang Sunda, sebab dahulu pada abad 11 sampai pada abad ke 16 awal Galuh merupakan nama dari sebuah kerajaan makmur yang menguasai hampir seluruh pulau Jawa bagian barat, Kerajaan ini jugalah yang dalam sejarah dikenal sebagai Kerajaan yang memupuskan cita-cita Patih Gajahmada dari Majapahit untuk menguasai seluruh Nusajawa.

Setelah kekalahan Galuh oleh Cirebon pada perang perebutan legitimasi kekuasaan di wilayah timur Pajajaran pada 1428-1430, Galuh yang semula sebagi pusat Negara kemudian berubah menjadi kerajaan bawahan Cirebon, dan pada masa Kesultanan Mataram melebarkan sayapnya ke Pasundan, Galuh berkedudukan sebagai Keadipatian bawahan Mataram, tapi pada 1916 nama Galuh benar-benar hilang. 

Hilang karena sengaja dihilangkan, digantikan oleh nama lain atas pertimbangan para pembesar pada jaman rezim itu. Dan kini upaya sebagian rakyat Ciamis yang diwakili oleh beberapa elemen masyarakat menuntut agar nama Galuh kembali digunakan menggantikan nama Ciamis yang telah ada. 
Perwakilan Masyarakat Ciamis di Gedung DPRD Ciamis Menuntut Dikembalikannya Nama Galuh Sebagai Nama di Kab Itu. Dok 2017. By Pikiran Rakyat
Pada tahun 1482 Sri Baduga Maharaja atau yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi diangkat menjadi Raja seluruh Tanah Sunda, pada mulanya beliau merupakan Raja kerajaan Galuh yang bertahta di Kawali.

Akan tetapi kerena Galuh pada masa itu dilebur dengan Kerajaan Sunda Pakuan, maka sang Raja kemudian memindahkan pusat Kerajaan ke Pakuan, mulai setelah itu gabungan kerajaan Galuh dan Sunda itu dinamakan Pakuan Pajajaran. Pada masa ini Galuh tetap eksis meskipun kedudukannya sebagai pusat Kerajaan bagian timur Pasundan.

Baca Juga : Kerajaan Pajajaran Masa Pendirian, Kejayaan Dan Keruntuhan

Pada 2 April tahun 1482 atau tidak lama setelah peristiwa berpindahnya Sribaduga Maharaja ke Istana baru di Pakuan, Cirebon memproklamirkan kemerdekaan dari Pajajaran. 

Kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran mulanya ditanggapi serius oleh Pajajaran. Melalui Galuh, Pajajaran kemudian menghukum Cirebon dengan mengirimkan ratusan Prajurit untuk menggempur Cirebon, tapi serangan itu gagal dan dapat dipatahkan Cirebon, mengingat Patih Lembu Sasrah selaku Panglima perang Galuh membelot dan masuk Islam.

Baca Juga: Terungkap, Serangan Pajajaran Ke Cirebon Menggunakan Bedhil

Pada tahun 1521 Sribaduga Maharaja mangkat, dan kedudukannya digantikan oleh Puteranya Prabu Surawisesa, pada masa ini Galuh sebagai pusat Kerajaan Pajajaran bagian timur lebih bernafsu lagi untuk menghabisi Cirebon, pada masa Raja ini pulalah Pajajaran mengadakan Persekutuan dengan Portugis. 

Pada tahun 1528 Galuh ditaklukan Cirebon atas bantuan Demak, meskipun demikian Cirebon tidak menghapuskan Galuh, Galuh tetap masih berdiri akan tetapi dibawah kekuasaan Cirebon. Pada waktu itu yang menjadi penguasa atau Raja Bawahan di Galuh adalah Prhabu Jayaningrat. 

Pada tahun 1595 Galuh dikuasai Kerajaan Mataram Islam, pada jaman ini jabatan Prhabu atau Raja bagi penguasa Galuh diubah namanya menjadi Adipati atau Bupati, meskipun Demikian Galuh masih tetap tegak berdiri.

Sejak tahun 1595 sampai pada 1630 Galuh menjadi bawahan mataram, selepas itu Galuh lepas menjadi Negara Independen, barulah setelah itu, yaitu pada 1693 VOC Belanda mencengkramkan pengaruhnya ke Galuh, Galuh pun kemudian berangsur-angsur masuk kedalam dekapan kekuasaan VOC dan untuk kemudian berpindah ke Pemerintah Belanda setelah VOC dinyatakan bangkrut.

Pada tahun 1914 Galuh dipimpin oleh Tumenggung Sastrawinata, beliau bukan merupakan keturunan para Bupati galuh sebelumnya, melinkan Pejabat yang diangkat Belanda untuk menduduki jabatan Bupati di Galuh, beliau diikisahkan berasal dari Purwakarta. 

Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1916 atas persetujuan Belanda, Sastrawinata mengubah nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis.

Latar belakang dari penyerahan Jabatan Bupati Galuh keluar dari nasab keturunan Bupati Galuh sebelumnya dikarenakan para keluarga Bupati Galuh sebelumnya terlibat dalam serangkaian pemberontakan melawan Belanda. Oleh karena itu, Belanda menghukum para Priyayi Galuh dengan cara memutus keningratannya. 

Tahun 1916 merupakan tahun bubarnya Kab Galuh, bubar sebab nama Galuh tidak lagi dgunakan untuk menamai Kabuatennya, Bubar karena juga Jabatan Para Bupatinya tidak lagi dijabat oleh para keturunan Bupati sebelumnya. 

Tapi tahun 2018 ini upaya sebagian masayarakat Ciamis untuk menuntut agar Pemkab Ciamis diganti lagi menjadi Galuh kembali mencuat.Terbukti dengan adanya usulan dari berbagai elemen masyarakat Ciamis yang disampaikan melalui DPRD Kab Ciamis untuk segera kembali mengambil nama Galuh menggantikan nama Ciamis.

Posting Komentar untuk "Lika-Liku Bubarnya Kabupaten Galuh"