Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendirian Bangsawan Baru dengan Mengatasnamakan Sejarah yang Terlahir

Di awal tahun 2020 kita semua di buat geger oleh kemunculan  orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Raja/Sultan dengan mengklaim kerajaan baru yang sempat tertidur. ada “Keraton Agung Sejagat” di Kabupaten Klaten Jawa Tengah dan “Sunda Empire” di Bandung Jawa Barat. Terkabar masih hangat sejak kemunculanya. Di ketahui keduanya memiliki perbedaan, kerajaan agung sejagat (KAS) yang berbentuk Kesultanan. Sedangkan, Sunda Empire berbentuk Kekaisaran yang tiba masanya dengan sebutan Kekaisaran Matahari.

Dalam sejarah, bumi Nusantara Indonesia pada zamanya terdahulu bahwa kerajaan itu sudah ada dikarenakan sejak itu masih berbentuk kerajaan yakni dari kerajaan-kerajaan yang kecil hingga yang besar.

Seperti khususnya kerajaan di tanah Jawa saja. Di mulai dari kerajaan Majapahit, Demak, Pajang, Mataram Islam, sampai Kesultaan Ngayogyakarta dan Suakarta hasil pemecahan dari Mataram Islam yang sampai sekarang masih berdiri. Belum lagi yaitu ada Kesultanan Cirebon yang merupakan awal dari penyebaran agama islam sekaligus yang mendasari munculnya kerjaan islam pertama di tanah jawa (kerajaan demak) dan masih banyak lagi jumlahnya di luar jawa.

Berdasarkan sepengetahuan pribadi mengenai semua kerajaan maupun kesultanan khususnya di Indonesia. Belum pernah mendengar bahwa mereka para raja terdahulu merencanakan akan mendirikan kerajaan yang hasil dari warisan dunia  atau meneruskan kerajaan yang sudah runtuh, untuk di dirikan kembali.

Dikarenakan pada masanya, mereka hanya sibuk berperang menaklukan kerajaan kecil guna memperluas wilayahnya dan mempermudah penyebaran agama. “Itu saja”

Sedangkan apa yang menjadi dasar untuk mendirikan kerajaan tersebut, mereka mengatakan berdirinya kesultanan agung sejagat ini atas perjanjian 500 tahun yang di buat oleh Diah Ranawijaya dari Majapahit dan pendatang Portugis 1518. Dengan berakhirnya perjanjian tersebut, berakhir pula kerajaan barat. Oleh sebab itu akan mengembalikan kerajaan pada pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat.

Dalam liputanya, Kanjeng Sinuhun Rakai Mataram (Raja Keraton Agung Sejagat) disana mengatakan bahwa “jadi tepat pada tahun 2018 maka perjanjian 500 tahun itu berakhir, dan kami sebagai penerus dari dinasti mataram, dinasti Sanjaya, Sailendra, Majapahit.  Kami menunaikan perjanjian 500 tahun itu dengan maksud dan tujuan untuk mendamaikan bumi” ujarnya, dalam liputan pagi disalah satu stasiun televisi ternama.

Mereka mengaku alasan mendirikan kerajaan agung sejagat ini, karena mereka sebagai penerus dinasti mataram, sanjaya, sailendra, majapahit akan meneruskan dalam rangka mendamaikan bumi.

Belum lagi para pengikut kerajaannya kini sudah banyak yang menjadi korban dengan tergabung menjadi anggota dari warga sekitar yang menggunakan syarat membayar uang dalam nominal juta, dengan di iming-imingi gaji. Anehnya ada saja yang berminat untuk bergabung menjadi anggota kerajaan tersebut, dan terlihat kebanyakan adalah orang dewasa yang tergabung di dalamnya.

Lalu dari Sunda Empire, yang dikatakan oleh pemimpinnya ketika dalam perkumpulannya yang di adakan di daerah sekitar universitas pendidikan indonesia (UPI) dia mengatakan,“kita harus mempersiapkan diri kita, untuk dunia yang sebentar lagi hancur ini. Kelak kita yang akan menjadi penerus kepemimpinan di dunia ini, kita yang akan mengambil alih sepenuhnya kepemimpinan di dunia ini”

Entah apa yang difikirkan oleh pemimpinya sampai bisa mengatakan hal khayal demikian, yang jelas mereka pernah mengatakan nama lain dari Sunda Empire ini sebagai kekaisaran matahari. Mungkin dari hal tersebut ada kaitanya. Bahwasanya dia sedang mempersiapkan kekaisaranya dan menunggu pada saatnya tiba (dunia hancur) lalu mereka muncul untuk memimpin.

Kata-kata yang dikatakan oleh raja atau kaisar di atas jelas terdengar sangat lucu di telinga kita bersama, kita menganggapnya itu adalah ucapan -ucapan hayalan, karangan, yang semata-mata di buat-buat oleh pemimpinya hanya untuk membuat percaya para pengikutnya dalam mendirikan kerajaan tersebut.

Sepintas ketika para raja - raja baru tersebut tengah mengatakan alasan mendirikan kerajaan dengan bahasa yang mengaitkan sejarah didalamnya, orang - orang awam yang kurang memahami sejarah mungkin akan mudah mempercayainya.

Padahal dari sejak awal kita sudah mengetahui bersama bahwa bangsa kita ini terdiri dari panjangnya sejarah yang di lalui dari kerajaan demi kerajaan dari mulai bergama hindu budha sampai islam, dan masing-masing kerajaan memiliki nilai juang dan silsilah yang jelas pula dari para leluhurnya.

Artinya kita tidak dapat seenaknya mendirikan kepemimpinan sendiri apalagi berbentuk kerajaan yang mengatasnamakan sejarah sebagai kaitanya, sungguh tidak etis dan tidak menghormati kerajaan dan kesultanan yang masih berdiri sejak dulu sampai sekarang ini. Mereka seperti sudah tidak adalagi wibawa oleh apa yang diwariskan leluhurnya, seketika dijatuhkan oleh mereka yang tamak kekuasaan dan tidak bertanggung jawab.

Karena pada dasarnya para leluhur terdahulu kita ketika hendak mendirikan kerajaan, itu semata-mata hanya untuk kepentingan penyebaran agama yang harus di barengi dengan siasat politik di dalamnya guna untuk merebut hatinya. Dan terus menerus akan menumbuhkan kepercayaan oleh rakyat kepada seluruh keturunanya atas jasanya dalam penyebaran agama atau kekuasaanya.

Oleh karena itu, tidak sembarang orang bisa mendirikan kekuasaan begitu saja, walaupun dia mempunyai kepemimpinan lebih atau kekayaan yang berlimpah sekalipun. Itu semuanya tidak cukup untuk membuat kerajaan. Karena silsilah dan sejarahlah persyaratanya.

Penulis : Agung Joyo Mulyono (Mahasiswa STKIP NU Indramayu)
Editor : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk "Pendirian Bangsawan Baru dengan Mengatasnamakan Sejarah yang Terlahir"