Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gelar para Raja di Nusantara

Gelar dalam penobatan pimpinan pemerintahan di Nusantara sejak zaman dahulu beraneka ragam. Kerajaan yang pernah berdiri Nusantara didalamnya dipimpin oleh seorang raja dengan gelar yang dipengaruhi corak kerajaan. Gelar-gelar raja yang dipakai para raja di Nusantara antara lain Sri, Sultan, Susuhunan, Panembahan, Ratu, Raden dan Raja.

Berikut penjelasan singkat tentang gelar para raja di Nusantara sebagai berikut penjabaranya:

1. Gelar “Sri” pada Raja

Penempatan kata “Sri” dipakai dalam beberapa nama raja, biasanya penggunaan gelar “Sri”dipakai sama kelompok atau penguasa Sunda. Mengapa demikian karena arti dari Sri diartikan dalam sisi Sunda.

Gelar “Sri” berarti penguasa tanah, jadi maksud penempatan gelar “Sri” pada raja agar menunjukan bahwa dia penguasa atau pemimpin dalam wilayah tersebut. Contoh raja yang menggunakan gelar “Sri” adalah Sri Baduga Maharaja yang berasal dari tatar Sunda dengan nama lain Prabu Siliwangi (Pajajaran). Namun gelar “Sri” juga biasa dipakai kepada raja yang menganut Hindu-Budha.
Gelar para Raja di Nusantara

2. Gelar “Sultan” pada Raja

Gelar “Sultan” sering kali ditemui dalam penamaan raja Islam. Sultan bisa juga diartikan sebagai baginda atau peganti raja, namun sultan dikhususkan untuk kerajaan yang bercorak Islamiah. Biasanya kerajaan yang dipimpin oleh Sultan (nama lain dari Raja) itu berbentuk kesultanan yang tentunya bercorak Islam.

Kerajaan yang bercorak Islam disebut kesultanan dengan dipimpin penguasa dengan gelar sultan sedangkan kerajaan yang bercorak hindu-Budha disebut kerajaan dengan dipimpin oleh Raja atau sebutan dewa. Contoh raja yang menggunakan gelar “Sultan” yakni Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Aliyuddin I, Sultan Hadiwijaya dll.

3. Gelar “Ratu” pada Raja

Gelar Ratu pada zaman klasik biasa digunakan pada pemimpin lelaki walaoupun sekarang penggunaan gelar “Ratu” lebih dominan kepada wanita. Ratu adalah trah dari “Tu” , “Tu” adalah Tuhan. Seorang “Ratu” adalah orang yang dianugerahi kekuatan adikodrati dari tuhan. Penyebutan “Tu” nama lain dari Tuhan, Tuhan yang dimaksud adalah Sanghyang Taya. Sang hyang Taya merupakan golongan agama Kapitayan. Contoh Pangeran ratu atau Sultan  Agung dll.

4. Gelar “Panembahan” pada Raja

Penempatan kata “Panembahan” biasa digunakan sebagai gelar kepada penguasa pendukuhan / desa. Akan tetapi gelar “Panembahan” juga pernah dipakai sebagai gelar raja. Contoh sebagai berikut : Panembahan Hankrawati seda ing krapyak dll.

5. Gelar “Raden” pada Raja

Gelar “Raden” biasa digunakan sebagai gelar anak dari keturunan bangsawan atau orang tuanya adalah raja dan ratu/selir. Gelar “Raden” sering dipakai sebagai gelar dan penamaan raja untuk mencirikan bahwa dia adalah anak dari keturunan bangsawan atau raja. Pemerintahanya juga biasanya merupakan hasil sesembahan dari wilayah kekuasaan orang tuanya kepada anaknya. Contoh gelar raden sebagai berikut : Raden Mas Rahmat, Raden Bagus, Raden Mas Sujana, Raden Mas Subadya dll.

6. Gelar “Raja” pada pemimpin kerajaan

Gelar raja dalam kerajaan Nusantara sangat jarang dipakai, seringkali kerajaan-kerajaan Nusantara lebih menggunakan gelar yang mempunyai makna kepemilikan dan kebangsawan dengan mengikuti alur kepercayaanya.

Penulis: Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk "Gelar para Raja di Nusantara"