Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nusaibah Binti Ka’ab Pahlawan Wanita Islam

Sang Kesatria wanita pemberani yang gandrung berjihad, nama lengkapnya adalah Nusaibah binti Ka’ab Anshariyah. Beliau ikut serta dan berjihad dalam perang Uhud untuk melindungi Rassulullah Shallahu Alaihi Wassalam dan perang Yamamah untuk membalas kematian anak sulungnya Habib.

Kiprah Nusaibah yang paling menonjol dalam berjihad adalah melindungi nabi ketika pasukan Islam melemah dalam perang uhud, beliau bergegas mengambil pedang melindungi nabi bagaikan perisai yang melindungi serangan dari berbagai arah.

Peran Nusaibah dalam perang uhud begitu istimewa dimata Rasulullah SAW, hingga Rasul memberinya dua gelar sekalikus, yaitu Ummu Umarah dan Difaaun Nabiy. Ummu Umurah maksudnya ibunya para pemimpin adapun Difauun Nabiy berarti perisai Nabi.

Nusaibah  adalah salah satu wanita yang ikut menunaikan ikrar di Baitur Ridwan bersama Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati dijalan Allah. Nusaibah juga adalah salah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70 orang laki-laki Anshar yang berbaiat kepada Rasulullah dalam Baiat Aqabah yang kedua, beliau ditemani suaminya yakni Zaid bin Ahsim dengan dua orang putranya yakni Habaib dan Abdullah.

Nusaibah banyak menyumbangkan tenaganya dijalan Allah SWT dengan membela mati-matian Islam tanpa memperdulikan nyawanya. Jika wanita identik dengan kelemahan, Nusaibah berbanding terbalik dengan wanita lain, beliau menyerahkan dirinya untuk berjihad. Selain dirinya, suami dan anaknya pun disemangatinya untuk ikut berjihad.

Selama hidupnya, selain mengikuti Perang uhud dan Yamamah beliau juga ikut serta dalam perang Khaibar, perang Hunain, dan peristiwa Hudaibiyah.Namun, peperangan yang paling berkesan bagi Nusaibah adalah perang Uhud dan Yamamah

Peran Nusaibah dalam Perang Uhud

Perang Uhud terjadi di gunung Uhud, pasukan kaum muslimin dipimpin oleh Rasulullah SAW langsung. Perang Uhud awalnya hampir dimenangi Rasulullah namun para pasukan pemanah diposisikan di atas bukit tidak mengikuti perintah Nabi menjadikan kekuatan pasukan melemah dan nyawa Nabi yang terancam karena pasukan yang berdiri digaris depan tumbang.

Pada saat itu, Nusaibah berperan sebagai tenaga medis akan tetapi ketika melihat pasukan islam di garis depan mundur dan nyawa Nabi mulai terancam beliau pun langsung bergegas terjun melindungi nabi, dengan segenap tenaga dan kekuatannya Nusiabah menangkis segala ancaman serangan yang ingin melukai Nabi.

Peran Nusaibah dalam Perang Yamamah

Perang Yamamah terjadi setelah Nabi wafat, kehilangan sosok pemimpin menjadikan kaum muslimin banyak yang menyimpang hingga akhirnya ada seorang yang mengaku Nabi memproklamirkan pemberontakan dan murtad dari Islam, orang tersebut bernama  Musailamah.

Saat itu yang menjadi Khaliah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sebelum peperangan terjadi, Abu Bakar mengirimkan surat teguran kepada Musailamah dengan mengirim Habaib yang juga putra Nusaibah. Namun, kepergianya itu menjadi kepergian terakhir sebab Habib dibunuh bahkan dimutilasi oleh Musailimah.

Manakala kematian megenaskan yang dialami Habib terdengar oleh Abu Bakar, beliau langsung bergerak memberangkatkan pasukan ke Yamamah untuk menumpas Musailimah. Peristiwa peperangan kaum muslimin melawan Musilimah Nabi palsu asal Nazed Yamamah ini dalam sejarah dikenal dengan nama perang Yamamah.

Dibawah pimpinan Panglima Khalid bin Whalid, Nusaibah ikut serta dalam perang Yamamah dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya demi Islam. Semangatnya tidak pudar dan tetap membara walaupun satu tanganya sudah terputus sampai nafas terakhir beliau tetap berperang tanpa memikirkan badanya yang penuh dengan sayatan pedang hingga akhirnya beliau syahid pada tahun ke-13 Hijriyah. Kemenangan memberkati Islam dengan ditombaknya Musailamah oleh Wahsyi.

Penulis: Anisa Nggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk "Nusaibah Binti Ka’ab Pahlawan Wanita Islam"