Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gugurnya Raden Kertawijaya, Panglima Kesultanan Cirebon

Raden Kertawijaya adalah anak Raden Benggala (Wiralodra IV), Adipati Indramayu yang turun tahta karena berebut kuasa dengan adiknya Raden Benggali (Bergelar Singalodra). 

Semenjak lengser dari Tahta, Wiralodra IV membawa serta keluarganya termasuk Raden Kertawijaya untuk berbakti kepada Sultan Cirebon. 

Jika ayahnya ketika mengabdi di Cirebon dijadikan sebagai guru Agama oleh Sultan Cirebon, maka Raden Kertawijaya dijadikan penguasa di Panjunan. 

Selain dijadikan sebagai penguasa di Panjunan, Raden Kertawijaya juga dijadikan sebagai Panglima perang Kesultanan Cirebon (Kasepuhan). 

Ketika Indramayu diperintah oleh Raden Semaun (Wiralodra V) yang tak lain merupakan keponakan Raden Kertawijaya. Indramayu diguncang upaya makar. 

Bantarjati (Kini Bagian Majalengka) daerah kekuasaan Indramayu memberontak, pemimpinnya memproklamirkan berdirinya Negara Panca Tengah dengan Ki Bagus Rangin sebagai rajanya.

Ki Bagus Rangin melakukan pemberontakan karena muak terhadap para penguasa lokal yang sudah menjadi kaki tangan Belanda dan para pengusaha Cina. Sehingga baginya perlu mengadakan pemberontakan guna membebaskan masyarakat dari kedzaliman. 

Pemberontakan Bagus Rangin mendapat tanggapan yang serius dari Adipati Indramayu, Raden Semaun (Wiralodra V) mengirimkan pasukannya ke Bantarjati untuk menumpas Bagus Rangin dan Negara Panca Tengahnya, namun upaya penumpasan itu gagal, pasukan Indramayu yang melakukan penumpasan justru dibantai oleh para pengikut Ki Bagus Rangin. 
Kegagalan serbuan bala tentara Indramayu ke Bantarjati membuat Indramayu menjadi terpuruk, sebab dalam peristiwa itu Patih Astanaya, selaku Patih Kadipaten Indramayu terbunuh. 

Sementara di sisi lain, Ki Bagus Rangin yang sudah muak dengan Dalem Dermayu (Penguasa Indramayu) memutuskan untuk melakukan kudeta, yaitu melenyapkan Raden Semaun dari tahta. Maka direncanakanlah penyerbuan ke Indramayu dengan jalan senyap. Namun, upaya Bagus Rangin tersebut dibocorkan oleh seorang wanita yang bernama Nyi Resik Jaya. 

Mendapatkan bocoran jika Ki Bagus Rangin akan menyerbu Indramayu, Wiralodra V meminta batuan Cirebon dan Belanda untuk  melindungi Indramayu. 

Cirebon mengirimkan bala bantuan ke Indramayu yang dipimpin oleh Raden Kertawijaya, karena dianggap masih saudara dengan Raden Semaun, dalam ekspedisi ini Kertawijaya di dampingi oleh Raden Welang. 

Bantuan Cirebon dan Belanda berhasil memporak porandakan bala tentara Ki Bagus Rangin yang mencoba untuk menguasai Indramayu. Sehingga mereka tercerai berai mundur ke tempat asalnya. 

Ketika dirasa berhasil mengamankan Indramayu, Raden Kertawijaya beserta pasukannya pulang kembali ke Cirebon, namun kali ini ia melewati jalur selatan Cirebon. 

Sesampainya di Palimanan, mereka terkaget-kaget karena di daerah itu terdapat benteng yang dijaga ketat oleh serdadu Belanda.

Bersama dengan pasukannya, Raden Kertawijaya dan Raden Welang kemudian menghampiri benteng, pada mulanya mereka dihormati serdadu Belanda, bahkan diberikan salam penghormatan. Akan tetapi ketika Raden Kertawijaya hendak memeriksa isi benteng rupanya serdadu Belanda itu melarangnya.

Pelarangan itu pada nantinya menimbulkan keributan besar, Raden Kertawijaya memakasa memeriksa, akan tetapi dihalau oleh serdadu Belanda, sehingga perang pun meletus, tembak menembak antar keduanya tidak dapat terelakan. Korban dari kedua belah pihak kemudian berjatuhan.

Selanjutnya ditengah-tengah peperangan,  Raden Kertawijaya dan Raden Welang memerintahkan pasukannya untuk berhenti melakukan penyerangan, meskipun pada waktu itu Raden Kertawijaya gagal memeriksa isi benteng, mereka pun kemudian kembali ke Cirebon.

Sementara di lain pihak, Serdadu Belanda menderita banyak kerugian, selain banyak serdadunya yang tewas, dalam tregedi ini juga fasilitas benteng banyak yang rusak parah akibat kejadian itu. Merasa kesal atas peristiwa itu, mereka melaporkan kejadian tersebut kepada Gubernur Jendral Belanda di Batavia.

Mendapati serdadunya di serang Cirebon, Gubernur Jendral Belanda di Batavia marah besar, ia mengirimkan surat ke Kesultanan Cirebon menuntut agar Kesultanan menyerahkan Raden Kertawijaya dan Raden Welang  kepada pihak Belanda karena sudah menyerang fasilitas Belanda dan membunuh banyak serdadunya.

Pihak kesultanan yang waktu itu kalah pamor dengan Belanda menyerahkan 2 panglima perangnya itu untuk dihukum Belanda, keduanya dibawa ke Batavia. Disana keduanya diadili dan terbukti bersalah. Belanda menjatuhi hukuman mati bagi keduanya dengan cara di Drel.

Akan tetapi, sebelum eksekusi mati dilangsungkan, Raden Kertawijaya dan Raden Welang mengamuk, sehingga banyak serdadu Belanda yang mati berjatuhan karena keduanya. Amukan keduanya baru berhenti setelah keduanya diterjang peluru Belanda. 

Begitulah kisah gugurnya Raden Kertwawijaya, Panglima perang Cirebon sekaligus juga sebagai anak Raden Benggala.

6 komentar untuk "Gugurnya Raden Kertawijaya, Panglima Kesultanan Cirebon"

  1. Assalamualaikum, kang Admin Alhamdulillah saking sejarah nipun angsal katah pengetahuan. Amiin..
    Kula wonten usul, supados langkung jelas, disukani angka tahun. Upami wonten keterangan tahun Kula saged ngilari sinten gubernur jendral Batavia pada masa niku. Sebab upami mboten lepet wonten ingkang Nami Kertawijaya putra penembahan Girilaya. Ki Bagus Rangin ugi wonten sejarah perang kedongdong.
    Semonten Mawon Mugi Mugi usul Kula manfaat. Matur kesuwun Wasalamialaikum wr wb.

    BalasHapus
  2. Ngaco, Ki Bagus Rangin adalah pemberontak kesultanan Cirebon yang ingin merebut tahta dari Raden Suryanegara di Kekuasaan Kesultanan Cirebon.
    Bukan merebut atau membrontak untuk membrontak dermayu.

    Dalam sejarah Babad Ndermayon adalah Kerajaan Cirebon(sebelum kesultanan), Kerajaan Cirebon perang dengan Kerajaan Sumedang. Kerajaan Sumedang mem-propaganda Penduduk Sunda Majalengka untuk membrontak dan mengambil Tahta Kerajaan Cirebon agar di bawah kendali Kerajaan Sumedang. Yaitu mempropaganda Ki Bagus Rangin untuk menggulingkan Raden Suryanegar

    Gonjang-ganjing dalam perang Kerajaan Cirebon kekurangan Prajurit justru meminta bantuan ke Keraton Kanno-man Kesultanan ndermayon(sebelum pindah ke Cirebon karena Banjir akibat sungai Cimanuk dan perjanjian Kendali).

    Sebagai jaminan Persepakatan adalah Bagi hasil yaitu Majalengka jadi wilayah Kekuasaan Keraton Kanno-man(Ndermayon) dan Kuningan jadi wilayah kekuasaan Kerajaan Cirebon.

    Sejarah ini Sumedang kalah perang.

    Dari situlah Naik tahtanya Raden Kertawijaya menjadi Pangeran Sultan di Keraton Kanno-man yang di bawa ke Arab dan sekaligus menjadi Kiyai Singalodra dengan Adipatinya Raden Suryanegara yang sengaja di Utus oleh Pangeran Kertawijaya untuk menyebarkan agama Islam di Majalengka dan Kuningan.

    Dari situ juga Raden Suryanegara mengalah dan tidak mementingkan tahta dan kekuasaan yang telah di Incar oleh Ki Bagus Rangin di Kerajaan Cirebon.
    Raden Suryanegara ikut bergabung ke Keratonan Kanno-man ndermayon mendapat Gelar oleh Gusti Kertawijaya berupa "Pangeran" dan punya kekuasaan Kawedanan Pemimpin Wilayah yang sekarang Eks Jatibarang, Indramayu(Bangodua, Sukagumiwang, Tukdana, sumber, Ligung, Jatisawit, kadipaten, Kertajati.

    BalasHapus

  3. Satu hal yang belum Anda ketahui, "Keraton Kanno-man" ketika masih berada di Ndermayon sebelum di pindah ke Cirebon akibat banjir dan Hancur oleh gempuran Belanda di abad 18, tidak pernah tunduk kepada Kerajaan Bagian Barat dan di segani oleh para kerajaan di pulau Jawa, karena Ndermayon memiliki Trahta(Majapahit, Demak hingga Mataram Modern(Mataram Islam)). Dan menjadi pusat Ekonomi waktu itu , termasuk Migrasi penduduk Kesultanan Demak ke wilayah Kawedanan Karang-Ampel(Sekarang Kota Cirebon).

    Letak asli Kerajaan Cirebon adalah tepat di bawah gunung Cerme(Ciremei) Kuningan dan disamping kerajaan Galuh barat dan sekaligus Bawahan Kerajaan Sunda-Galuh.
    Ini yang di sebut fase kultur campuran(penduduk di Cirebon).

    Yang memang saat itu baik catatan di Portugis maupun Belanda, tidak ada nama "KESULTANAN CIREBON" di abad 13-16 kisaran (1310-1686).

    Hanya ada nama "Kesultanan Bantam(Banten), Kesutanan Duramayo(Ndermayon)indramayu sekarang dan Kesultanan Mantaram(Mataram Islam)" di abad 13-16.

    "Kesultanan Cirebon" berdiri secara Modern (Gabungan: Kesultanan Demak, Kesultanan Ndermayon dan Kesultanan Banten Abad 16 ) setelah perjanjian Non-Portugis(larangan bangsa Portugis untuk berdagang di pesisir utara).

    Setelah menang di Betawi(Batavia) dan Banten, karena Kesultanan Banten Hancur di Bombardir oleh Portugis barulah Berdiri secara resmi "Kesultanan Cirebon" di abad 16 menjadi Pengganti atas Rujukan Para Kiyai dan Ulama Kesultanan Ndermayon. Hal tersebut juga Ndermayon mengganti Nama menjadi "Indramayu".

    Tapi terdapat perjanjian, bahwa Ndermayon tetaplah Ndermayon, yang berhak memiliki
    Kendali Ekonomi Keraton Kanno-man dan Keraton Kesuhunan Karang-Ampel bersifat babas aktif(Produktif dan Ekonomi) yakni isi perjanjiannya adalah :

    Keraton Kanno-man Ndermayon berhak memiliki Prajurit, Nelayan ikan, Pangan(Padi/Beras, Besi, Emas dan Minyak), serta mempertahankan Lapak perdagangan Mancanagari. Seperti lapaknya Kesultanan Aceh, Kesultanan Turban, Sulawesi, Maluku, Bali, Ntb-Ntt, Persia(Iran), Caribean(Karibia), Nagano dan Kyoto(Jepang), Tiongkok(Cina), Sriwijaya, Kesultanan Demak, Utsmaniyah(Turki) dan Rum(antara Uzbekistan atau Rusia sekarang).

    Keraton Kesuhunan Ampel di Karang-Ampel di ubah jadi "Keraton Kasepuhan Gunung Jati", Kiprah Sunan Ampel di pindah ke Jawa Timur dan di gantikan oleh Keturunan Syarif Hidayatullah dari Kesultanan Banten dan hanya diperbolehkan untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah timur Sunda-Galuh, karena itu Silsilah yang telah di buat oleh Kanjeng suhunan(Sunan) Syarif Hidayatullah yang sejalan sejak Jaman Gusti (Sultan) Wiralodra pertama di Karang-Ampel. Wiralodra yang pertama sendiri bersedia masuk Islam oleh Sunan Gunung Jati dari Persia(Iran) Asal membantunya untuk mengalahkan kerajaan Jin di Pulomas. Sebelum Sunan Kali jaga, mendapat gelar "Sunan". Murid pertama Sunan Gunung Jati adalah Wiralodra, karena saat itu pelabuhan Dermayon memang sangat ramai dan menjadi pusat Ekonomi di Utara Jawa, babad dermayu pun begitu isinya, ada orang berkulit putih berhidung panjang(orang Persia) datang ke Pelabuhan dan menyebarkan Islam di penduduk Dermayon di abad 14.

    Jadi Syarif Hidayatullah atau Kanjeng Sunan Gunung Jati dulunya bukan Cirebon tapi beliau bermukim di Kesultanan Banten(Sebelum Selat Sunda di kuasai Portugis), ketika Kesultanan Banten runtuh barulah ke Kesultanan Ndermayon.

    Sejarah-Sejarah Cirebon masih Rancuh jika tidak benar-benar diluruskan, menulis sejarah bukan hanya memakai tehnik "Katanya" tapi perlu DNA dari Lingkungan dalam dan Luar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya dinikmati saja lah , toh cerita yg anda tulis ini pun ga punya sumber yg jelas ....

      Sejarah kesultanan Cirebon sudah ada dalam babad Cirebon , yg di padukan dan di konfrontier dengan cerita dari pedgang pedagang cina dan Gujarat yang paling tidak memiliki sumber yang lebih jelas dan dapat dipertanggungjawabkan ketimbang cerita anda sendiri ....

      Hapus
    2. Koq bgtu ya.br tau ni.gk seperti buku buku yg prnh ku baca.refrensi dr mana ni

      Hapus
  4. Baca komen diatas mau tertawa tp takut di jitak....
    Tapi tak apalah, yg penting udah bisa nulis

    BalasHapus

Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.