Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Majapahit Membungkam Singapura

Ada banyak hikayat maupun buku-buku sejarah asal Malaysia maupun Singapura yang mengisahkan tentang invasi Majapahit ke Singapura (Temasik), isinyapun macam-macam mempunyai versinya sendiri-sendiri. Dan salah satu buku yang mengisahkan mengenai invasi Majapahit adalah suatu buku yang berjudul "The Malay Annals"

Invasi Majapahit ke Singapura dimulai ketika Kerajaan Singapura atau Temasik dirajai oleh Paduka Sri Wikrama (1347-1362), keamanan kerajaan itu dijamin oleh Dinasti Yuan yang berpusat di Cina daratan, dimasa itu pula, Singapura memiliki 400 Kapal perang baik yang kecil dan besar bahkan memiliki benteng pertahanan yang kokoh. 

Sebagai sekutu Mongol di Asia Tenggara, ketangguhan Singapura kala itu memang luar biasa, terbukti dari kegagalan Siam (Thailand) ketika hendak menaklukan Singapura pada 1349 Masehi. Armada Siam yang terdiri dari 70 Kapal perang itu diporak porandakan oleh 400 Armada tempur Singapura.

Disisi lain, Majapahit yang juga merupakan musuh dari Dinasti Yuan menganggap Persekutuan Singapura dengan Dinasti Yuan (Mongol) dikepulauan Melayu akan membahayakan kelangsungan hidup dan matinya Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) memerintahkan Mahapatihnya Gajah Mada untuk memaksa Singapura keluar dari persekutuannya dengan Dinasti Yuan dan menjalin persahabatan dengan Majapahit. 

Bukannya menerima tawaran Majapahit, utusan Majapahit yang menyampaikan surat kepada Paduka Sri Wikrama justru dipermalukannya, bahkan dengan percaya dirinya, Raja Singapura justru mengirimkan surat balasan yang isinya "Akan menggunduli rambut Raja Majaphit jika berani menyerang Singapura". Surat balasan yang semacam itu jelas membuat Hayam Wuruk dan Gajah Mada murka, oleh karena itu, Majaphit mengirimkan armada tempurnya untuk membungkam Singapura.

Ilustrasi
Mulanya, Majapahit menerjunkan 100 Jung Perang dan ratusan kapal kecil yang mengiringi Jung-Jung Majapahit itu, sesampainya di laut Singapura terjadi pertempuran yang sengit diantara kedua belah pihak.  Kala itu, Pasukan Majapahit kawalahan sebab Singapura secara persenjataan dan militer ditopang oleh orang-orang Mongol Dinsati Yuan yang bercokol di daerah itu.

Pertempuran laut itu terjadi selama tiga hari tiga malam, mengakibatkan Majapahit kwalahan dalam menghadapi Pasukan Singapura yang terdiri dari 400 kapal Perang. Menghadapi keadaan yang semacam itu, maka untuk mewujudkan cita-cita penaklukan Singapura, Majapahit mengundurkan diri dari pertempuran, tujuannya mengatur ulang siasat yang akan diterapkan. Kala itu Majapahit belum tahu jika kekuatan Armada tempur Singapura sangat besar.

Pada tahun 1398, Ketika Singapura diprintah oleh Prameswara (Kelak Menjadi Iskandar Syah, Pendiri Kerajaan Melaka) yang menjabat dari Tahun 1387-1398, Majaphit kembali mengirimkan Armada tempurnya ke Singapura, kali ini Majaphit mengirimkan 300 Kapal Besar (Jung) yang diiringi oleh 100 kapal kecil (Jukung). Dalam pertempuran kali ini, barulah armada laut Singapura dapat diporak porandakan Majapahit.

Meskipun armada laut Singapura dapat dihancurkan, Pasukan Majapahit yang terdiri dari 200.000 tentara, kesulitan dalam menjebol Benteng yang mengelilingi Ibu Kota Kerajaan Singapura, sehingga selama satu Bulan pasukan Majapahit belum mampu menembus benteng. 

Mendapati keadaan semacam itu, Panglima Perang Majapahit memutar taktik, ia mendekati salah satu Pejabat Kerajajaan Singapura yang kedapatan mempunyai dendam pada Pramuswara. Pejabat Singapura itu disuap dan dijanjikan akan menjadi penguasa di Singapura apabila Singapura dapat ditaklukan Majapahit. 

Benar saja selepas Pejabat Singapura itu disuap, ia membuka salah satu pintu gerbang Benteng sehingga dengan mudah Prajurit Majapahit merangsek masuk ke Ibu Kota Kerajaan. Disisi lain, tentara dan rakyat Singapura yang sebelumnya kelaparan karena kurangnya suplai makanan akibat dikepung, tak kuasa menghadapi tentara Majapahit yang dikenal tangguh. Prajurit Singapura kala itu menjadi bulan-bulanan tentara Majapahit, mereka dihabisi tampa ampun. 

Mendapati benteng telah dijebol dan mendapati tentara Majapahit dapat menguasai Kota Raja, Prameswara didampingi oleh beberapa pengawal setianya melarikan diri dari Singapura. Ia lari menggunakan kapal laut yang telah disediakan sehingga akhirnya sampai di suatu tempat yang nantinya di namai "Malaka". Dikemudian hari Prameswara raja pelarian Singapura itu memeluk agama Islam dan untuk kemudian mendirikan Kesultanan Malaka. 

Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk "Majapahit Membungkam Singapura"