Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Kematian Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga atau yang mempunyai nama asli Raden Sai’d merupakan anggota Walisongo yang dikisahkan wafat paling akhir, dalam sejarah dan tradisi Cirebon Sunan Kalijaga merupakan wali yang semasa hidupnya banyak dihabiskan di Cirebon, dari mulai membantu menyebarkan Islam, menikah dengan orang Cirebon, sampai pada memperoleh julukan Sunan Kalijaga, sebab menurut sejarah dan tradisi Cirebon julukan tersebut didapat ketika Raden Sai’d menyebarkan Islam di Cirebon, pusat dakwahnya itu dipusatkan di desa Kalijaga, sehingga kemudian beliau dijuluki Sunan Kalijaga.  

Baca Juga : Kisah Percerian Sunan Kalijaga Dan Istrinya Nyi Undi

Selain banyak menghabiskan waktu di Cirebon bahkan mempunyai seorang Istri di Cirebon, Sunan Kalijaga juga dikisahkan wafat di Cirebon. Kisah kewafatan Sunan Kalijaga ini dikisahkan dalam beberapa naskah yang berasal dari Cirebon, di antaranya naskah Mertasinga.
Menurut Naskah Mertasinga[1], di hari tuanya Sunan Kalijaga tinggal di Dalem Agung Pakungwati (Istana Kesultanan Cirebon), meskipun demikian dikomplek Istana tersebut beliau membuat bangunan baru yang dikelilingi tembok.

Baca Juga : Kisah Sunan Kalijaga Di Panggang Di Alun-Alun Kesultanan Cirebon

Pada suatu hari, Sunan Kalijaga menderita sakit kepala, maka semenjak itulah beliau didalam kediamanya ditemani oleh dua orang punakawan utusan Sultan Cirebon yang bernama Ki Memek dan Ki Cengal. Selanjutnya dikisahkan bahwa sakitnya Sunan Kalijaga menjadi semakin parah, beliaupun kemudian wafat. Kedua punakwan yang bertanggung jawab membantu Sunan Kalijaga dimasa-masa sepuhnya itu kemudian melaporkan kewafatan tuanya kepada Sultan Cirebon.

Kala itu Cirebon diperintah oleh Panembahan Ratu, cicit Sunan Gunung Jati, Raja kedua Kesultanan Cirebon. Sang Raja kemudian menyempurnakan jenazahnya, akan tetapi jenazah Sunan Kalijaga tidak dimakamkan di Cirebon. Dalam sejarah Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu Jawa Tengah.

Informasi mengenai penguburan Jenazah Sunan Kalijaga dalam naskah Mertasinga ditulis dengan bahasa kiasan, dalam naskah itu disebutkan bahwa jenazah Sunan Kalijaga raib tak berbekas, yang tertinggal hanyalah kainnya saja, dari itu Panembahan Ratu kemudian menguburkan kain penutup jenazah itu di sebelah timur mihrab Masjid Agung Cirebon.
Catatan Kaki
[1]. Naskah Mertasinga Pupuh LXIII.01-LXII.09

1 komentar untuk "Kisah Kematian Sunan Kalijaga"

Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.