Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjuangan Selly Geovani Pemilik Batik Trusmi Mall

Umur 17 tahun, tepat ketika Selly baru lulus SMA ia langsung disambar Ibnu Riyanto untuk dinikahi, begitulah nasib wanita cantik di Cirebon, tapi meskipun demikian kegigihan keduanya dalam membina rumah tangga di usia muda rupanya di kemudian hari mencengangkan banyak pihak, sebab di usia 22 tahun Selly mampu membangun Mall selus 1,5 hektar yang menjual batik secara khusus. karyawanya banyak, lebih dari 1000 orang.

Selly sebenarnya berlatar belakang dari keluarga yang secara ekonomi terbilang pas-pasan, semenjak kecil ia dikenal sebagai gadis cerdas dan lincah, baik lincah dalam gerak dan dalam bertutur kata, selain itu Selly  juga dikenal sebagai wanita yang pandai meyakinkan orang. Kelebihan itulah yang kemudian mengantarkannya mmenjadi salah satu pengusaha muda sukes di Indonesia.

Pada saat SMA, Selly yang dianugrahi wajah cantik sebenarnya sudah di Sambar Ibnu Riyanto teman seangkatannya, keduanya berpacaran dari dan hingga lulus SMA. Ibnu Riyanto ini tipe laki-laki jelas, ia sepertinya tidak mau kehilangan kekasihnya, jadi bawaannya segera ingin memiliki seutuhnya,  pun juga demikian sebaliknya bagi Selly, ada kemungkinan keduanya merasa cocok sehingga kemudian keduanya memutuskan untuk segera menikah.

Rengekan Ibnu dan Selly untuk dinikahkan kepada kedua orang tuanya masing-masing itu rupanya menuai pertentangan, pada mulanya dilarang “Cilik-cilik pengen kawin, Ngkone Mangan Apa..?” begitulah kira-kira gambaran kekhawatiran orang tua keduanya dalam dialog imajiner berbahasa Cirebon yang maksudnya “Kecil-kecil mau menikah nanti makan apa?”.

Karena dianugrahi kepandaian meyakinkan orang, Selly dan Ibnu kemudian dapat membungkam kedua orang tuanya dengan alasan-alasan kongkrit yang mereka buat-buat, maka setelah itu kedua orang tua Selly dan Ibnu pun kemudian menikahkan keduanya.

Meskipun demikian, pada awal mula menuju hari pernikahan, banyak tetangga dan kerabat yang mencibir, mereka seperti meragukan kemampuan Selly dan Ibnu dalam membina rumah tangga, cibiran inilah yang kemudian menjadi pelecut bagi Selly untuk sesegara mungkin dapat membuktikan kepada Dunia bahwa “Nikah Muda juga bisa sukses”.

Jika pasangan pengantin lainnya menggunakan uang hasil kondangan pernikahan untuk bulan madu, atau membeli hal-hal yang tidak urgen, maka tidak demikian dengan Selly, ia rupanya menggunakan uang itu sebagai modal usaha.

Ia pun kemudian memtuskan berjualan kain Kafan untuk memasok kebutuhan kain pada pengrajin batik di desanya Trusmi. Perlu dipahami bahwa desa Trusmi  selama berabad-abad merupakan kampung pengrajin batik Cirebon, jadi usaha menjual kain kafan pada saat itu adalah usaha paling mudah yang dapat dilakoni Selly.

Berlalunya waktu, dari sering berinteraksi dengan pengrajin Batik, Selly kemudian berfikir untuk membuka toko batik di rumahnya, ia mengambil batik dari pengrajin kemudian dijual pada wisatawan yang mengunjungi Trusmi, cara ini kemudian berhasil mengantarkannya sebagai pedagang batik.

Lambat laun, karena cekatan, dan pandai meyakinkan banyak orang, lama-kelamaan usaha Selly semakin membesar, Booming-nya usaha Selly ini berbarengan dengan pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia pada 2009.

Selepas pengakuan Unesco, masyarakat terutamanya dari kalangan muda mulai banyak mengenakan batik. Batik Trusmi pun makin dikenal. Ia pun memanfaatkan momentum dan peluang itu. Apalagi, saat itu mulai ramai penjualan online. Toko kecil yang awalnya hanya menggunakan ruang tamu, ia bangun menjadi lebih besar karena penjualannya meningkat.

Saat mulai berkembang, Sally berencana untuk memiliki mall batik atau Showroom yang besar, maka pada 2011, pabrik rotan yang sudah lama tidak terpakai dibelinya. Pabrik dengan luas 1,5 hektare  itu pun disulap menjadi mall batik hingga saat ini.
Kanan : Suami dan Selly, Kiri Priseden Jokowi dan Bupati Cirebon
Setahun kemudian, Mall batik Sally dan Ibnu mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia sebagai toko batik terluas dengan pemilik termuda. Selain itu Selly juga dianugrahi  Piagam Penghargaan sebagai Eksekutif Berprestasi Indonesia 2013 oleh Forum Peduli Prestasi Bangsa (FPPB).

Begitulah kisah perjuangan Selly Geovani wanita lincah dari Cirebon pemilik Batik Trusmi Mall.

Selly  bernama lengkap Selly Geovani, lahir pada 25 September 1988, dari hasil penikahannya dengan Ibnu Selly untuk sementara menghasilkan dua anak yaitu Faizal Annur (9), Nayla Almahyra (5). Kini selain disibukan mengurus kerajaan bisnisnya Selly juga aktif dalam kegitan sosial, ia menampung banyak anak-anak fakir, terutamanya yatim piatu untuk dididik secara geratis di yayasan sosialnya yang bernama Yayasan Rizki Berlimpah Berkah Rumah Tahfid. 

Posting Komentar untuk "Perjuangan Selly Geovani Pemilik Batik Trusmi Mall"