Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ken Arok dan Kampret

Ken Arok dalam Paraton dikenal sebagai pendiri Kerajaan Singasari, tokoh yang lahir dari persetubuhan antara Dewa Brahma dengan Ken Endok disebuah kebun yang bernama Tegal Lalateng itu digambarkan sebagai manusia yang mempunyai sifat-sifat kedewaan sebagaimana bapaknya. Ia dikenal sebagai pria yang sakti, diantara kesaktiannya adalah ia mampu bermetamorfosa menjadi kampret.

Kisah Ken Arok dalam bermetamorfosa menjadi Kampret ini dikisahkan secara gamblang dalam Naskah Pararaton, kisah bermula ketika Ken Arok berguru kepada seorang Pendeta di Sagenggeng. Ia belajar tata cara baca tulis, candra sengkala dan pengetahuan lainnya pada sang Pendeta.

Pada saat berguru di Sagenggeng, Sang Pendeta dikisahkan memiliki sebuah kebun,  dalam kebun itu terdapat sebuah pohon jambu air yang ditanamnya sendiri, pohon jambu ini menjadi perhiasan bagi kebun itu; buahnya sangat lebat, tak seorangpun boleh mengambil buahnya, selain itu tidak ada orang yang berani mengambil buah jambu air itu termasuk murid-muridnya.
Jambu Air
Kian bertambahnya hari, jambu air itu tampak sangat lebat buahnya, enak dipandang mata sehingga membangkitkan niat Ken Arok untuk mencurinya, namun sebagai seorang murid yang hormat pada gurunya, Ken Arok tidak berani mencurinya dengan terang-terangan.

Melalui kesaktiannya, sambil terlentang dalam tempat tidurnya, segerombolan  Kampret keluar dari kepala Ken Arok, kampret-kampret tersebut melakukan misi pencurian buah jambu Air, sebagaimana layaknya kampret, maka Jambu Air yang lebat itu diacak-acaknya, sehingga rusaklah buah Jambu Aiar itu, sebagiannya habis dimakan kampret, sementara sebagian lainnya berjatuhan ketanah meninggalkan bekas gigitan Kampret jelmaan Ken Aok.
Kampret
Lalu keesokan harinya sang pendeta melihat buah jambu airnya rusak dan tersebar dihalaman, dengan kesal dan marah sang pendeta kemudian menanyakan kepada salah satu pembantunya soal sebab-sebab rusaknya jambu air kesayangannya. Pembantunya itu kemudian menjawab bahwa rusaknya jambu air milik sang Pendeta karena dimakan kampet.

Dimalam berikutnya, sang pendeta mengambil duri dari pohon rotan dan dipakainya untuk mengikat pohon jambu itu, sedangkan dia sendiri menunggu didekatnya semalam penuh. Ken Arok tidur lagi ditempat tidur sebelah Selatan, didekat tempat timbunan rumput kering yang kadang-kadang dipakai oleh sang pendeta untuk mengikat atap.

Ketika sang pendeta melihat kampret berduyun-duyun keluar dar kepala Ken Arok dan memakan buah jambunya, marahlah dia.  Sang pendeta berusaha menakut-nakuti kampret itu dengan berteriak-teriak, ia berharap kampret-kampret tersebut berhenti dan menjauh dari  jambu air miliknya, selepas itu marahlah sang pendeta kepada Ken Arok sebab ia mengetahui bahwa Ken Aroklah biang keladinya.

Ken Arok kemudian diusir oleh sang pendeta, pengusiran tersebut dilakukan pada waktu itu juga, yaitu tepat pada waktu tengah malam, tidak lama selepas sang Pendeta melihat langsung kejadian itu. 

Kelak selepas pengusiran, Ken Arok kemudian berubah menjadi manusia bejat, yang kebejadannya terbilang menggempakan wilayah Kerajaan Kediri waktu itu, sebab ia menjadi pemerkosa dan Perampok ulung yang beropasi di hutan-hutan Tumapel dengan ilmu kampretnya.

Baca Juga: Ken Arok Si Temon Dari Kediri

1 komentar untuk "Ken Arok dan Kampret"

  1. Bagus crt nya tp kok cm sedikit ya...hehehe.. lanjutkn dong .

    BalasHapus

Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.