Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tohjaya Raja Singasari Ketiga

Tohjaya adalah tokoh yang masih kontrofersi, sebab kisah tokoh ini saling bertolak belakang. Dalam sumber-sumber sejarah yang ada, yaitu dalam Naskah Pararaton,  Negarakertagama dan Prasasti Mula Malurung dikabarkan saling bertentangan.

Dalam Pararaton Tohjaya dikisahkan sebagai Raja Tumapel/Singasari ke tiga yang memerintah pada tahun 1249-1250. Sementara dalam Negara Kertagama tidak menyebutkan adanya Raja Singasari yang bernama Tohjaya.

Naskah Pararton adalah satu-satunya sumber sejarah yang menyebutkan tokoh Tohjaya sebagai Raja ketiga Tumapel/Singasari. Dalam Pararaton disebutkan bahwa Tohjaya merupakan anak Ken Umang Istri pertama Ken Arok yang kemudian dijadikan selir oleh Ken Arok selepas Ken Arok menikahi bekas Istri Akuwu Tumapel (Tunggul Ametung).

Setelah Ken Arok tewas ditangan anak tirinya, Anusapati naik tahta. Tohjaya yang mengetahui dalang pembunuhan Ayahnya adalah Anusapati kemudian balas dendam. Anusapati akhirnya tewas ditangan Tohjaya ketika ia sedang bermain sabung ayam. 

Peristiwa pembunuhan Anusapati oleh Tohjaya terjadi pada tahun 1249. Pada tahun itu pula Tohjaya menggantikan Anusapati dari tahta.

Dalam Negara Kertagama, sepeninggal Anusapati yang menjadi Raja ketiga di Singasari adalah Ranggawuni atau Wisnuwhardana. Negara Kertagama tidak menyebutkan sebab-sebab kematian Anusapati.

Sementara itu, dalam Prasasti Mula Malurung Tokoh Tohjaya dikisahkan berbeda, Tohjaya digambarkan sebagai Raja Kediri yang menggantikan adiknya yang bernama Ghuningbhaya. Sementara Ghuningbhaya sendiri menjadi Raja Kediri selepas kemangkatan Kakaknya yang bernama Bhatara Prameswara Ketiga Raja Kediri yang disebutkan adalah Paman dari Seminingrat, begitulah catatan mengenai tokoh Tohjaya dalam Prasasti Mula Malurung.

Menurut kajian Slamet Mulyana (1979) dalam menanggapi Prasati Mula Malurung, sebagaimana dibahas dalam bukunya yang berjudul Negara Kertagama dan Tafsir Sejarahnya, menyebutkan bahwa;

Kerajaan Kediri runtuh pada 1222 akibat pemberontakan Bhatara Siwa (Ken Arok) Kemudian ia mendirikan Kerajaan Singasari dengan Kediri sebagai Negara bawahan. Ken Arok menyerahkan tahta Kediri pada anaknya yang bernama Bhatara Prameswara. Hal tersebut membuat cemburu Anusapati karena merasa sebagai putra tertua. Dalam hal ini Slamet Mulyana menduga pembuhan terhadap Ken Arok oleh Anusapati adalah karena Cemburu melihat adiknya dijadikan penguasa di Kediri.

Selanjutnya, masih menurut Mulyana bahwa Speninggal Bhatara Prameswara di Kediri, tahta jatuh kepada adiknya Ghuningbaya kemudian sepeninggal Ghuingbaya tahta jatuh kepada kakaknya yaitu Tohjaya.

Tokoh Bhatara Prameswara yang dikisahkan dalam Prasati Mula Malurung dientik dengan Mahisa Wong Talang, Putra tertua Ken Arok dan Kendedes. Sedangkan Ghingbhaya identic dengan adik kanudng Mahisa Wong Talanfg, yaitu Aghnibaya. Berita ini sesuai dengan Pararaton yang menyebutkan yang menyebutkan Toh Jaya putra tertua dari Pasangan Ken Arok dan Ken Umang, maka dapat dipastikan Tohjaya lahir lebih dahulu daripada Aghinbaya.

Baca Juga: Anusapati

Posting Komentar untuk "Tohjaya Raja Singasari Ketiga"