Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kerajaan Majapahit Tiga Kali Pindah Ibu Kota

Selama 234 Tahun berdiri yaitu dari Tahun 1293 hingga Tahun 1527, Majapahit tercatat tiga kali berganti Ibu Kota Kerajaan, adapun sebab-sebab dari pidahnya Ibu Kota Kerajaan Majapahit dari satu tempat ke tempat lainnya disebabkan oleh masalah yang beragam.

Di awal mula pendiriannya, yaitu pada Tahun 1293 Majapahit beribu kota di Majakerta, yaitu suatu wilayah yang dahulunya disebut Hutan Tarik. Daerah Hutan Tarik atau Majakerta kini masuk pada wilayah Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.

Desain Kota Majakerta yang dibangun Raden Wijaya pada mulanya tidak dipersiapkan sebagai Ibu Kota Kerajaan, Majakerta hanya selayaknya perkampungan pada umumnya. Hal tersebut sangat wajar mengingat Hutan Tarik sendiri pada dasarnya merupakan hadiah dari Raja Kediri (Jayakatwang) kepada Raden Wijaya. Sehingga jika Majakerta dari awal mula pembangunanya di desain sebagaimana selayaknya kota Raja tentu akan dicurigai Jayakatwang.

Baca Juga: Jayakatwang Penakluk Singasari

Ketika Raden Wijaya menumbangkan kekuasaan Jayakatwang pada 1293, desain Majakerta berubah, desa yang sudah padat penduduk tersebut terpaksa dijadikan sebagai Ibu Kota Kerajaan dengan menambah bangunan-bangunan Kerajaan seperti Istana dan gedung-gedung pemerintahan lainnya.

Majakerta menjadi Ibukota Majapahit diperkiraan hanya selama 26 Tahun Saja, yaitu dari mulai Majapahit di dirikakan (1293) hingga meletusnya pemberontakan sekumpulan Pejabat Dharmaputra yang dikomandoi Rakyan Kuti (Ra Kuti) pada Tahun 1319.

Baca Juga: Duel Gajah Mada Vs Tujuh Pejabat Dharmaputra

Pemberontakan Ra Kuti membuat Raja Majapahit (Jaya Negara) menyadari tentang kelemahan Ibu Kota Kerajaannya, mengingat petahanan Majapahit mudah di jebol oleh pemberontak, sebagaimana di ketahui dalam melancarkan pemberontakannya Ra Kuti dapat menguasai Istana dan Kota Raja dengan cepat.

Menyadari hal tersebut, maka selepas ditumpasnya Pemberontakan Rakyan Kuti oleh Gajah Mada, Jaya Negara kemudian merancang Ibu Kota Kerajaan baru yang Istana dan Kuta Rajanya dikelilingi oleh pagar tembok tinggi, sehingga nantinya bilamana ada serangan musuh akan sulit di kuasai. Ibu Kota Kerajaan Majapahit baru yang dipilih oleh  Jaya Negara adalah Trowulan.

Sejak pendiriannya, Trowulan memang di desain sebagai Ibu Kota Kerajaan yang mapan, Istana Kerajaan dan beberapa tempat tinggal pejabat penting Kerajaan di buat berderet kemudian dikelilingi tembok tinggi, selain itu Kota Raja juga dilengkapi lapangan luas, kanal-kanal pengairan, waduk buatan, pasar dan lain sebagainya, sehingga Ibu Kota Maja Pahit baru itu sangat berkelas dizamannya.

Trowulan menjadi Ibukota Kerajaan Majapahit diperkiraan bertahan hingga 159 Tahun, yaitu dari tahun 1319 hingga Tahun 1478. Pada Tahun 1478 Majapahit yang kala itu sedang diperintah oleh Bre Kertabhumi di Kudeta oleh Giriwardana.

Baca Juga: Ijtimak Pendeta Pada Kudeta 1578 di Majapahit

Kudeta Giriwardana pada 1478 menyebabkan Demak Memberontak, sehingga Giriwardana yang mulanya Raja Bawahan Majapahit di Daha, memindahkan Ibu Kota Majapahit dari Trowulan menuju Daha, Kota Daha sekarang bagian dari Wilayah Kota Kediri Jawa Timur.

Daha menjadi Ibukota Kerajaan Majapahit yang baru menggantikan Trowulan bertahan selama 49 Tahun, yaitu dari mulai Tahun 1478 hingga Tahun 1527, sebab pada Tahun 1527 Majapahit ditaklukan Demak. 

Posting Komentar untuk "Kerajaan Majapahit Tiga Kali Pindah Ibu Kota "