Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebijaksanaan Majapahit Selepas Invasi Samudra Pasai

Sebagaimana yang diberitakan Prapanca dalam Kakawin Negarakertagama Pupuh 16,  bahawa " Semua Negara yang tunduk setia menganut perintah, dijaga dan dilindungi Sri Nata (Raja Majapahit) dari Pulau Jawa. Tapi, yang membangkang, melanggar perintah, dibinasakan pimpinan angkatan laut, yang telah masyhur lagi berjasa". 

Samudra Pasai adalah salah satu kerajaan di luar Pulau Jawa (Sumatra-Aceh) yang dikisahkan membangkang pada Majapahit. Meskipun negeri itu, negeri kecil yang tidak perlu ditaklukan sebagaimana Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada, akan tetapi karena pembangkangannya, maka Pasai menjadi negeri yang mesti diberi pelajaran. 

Menurut Naskah Hikayat Raja-Raja Pasai, yaitu naskah Kuno berbahasa Melayu asal Aceh menyebutkan bahwa "Pada mulanya, Majapahit secara damai ingin menjalin kekerabatan dengan Samudra Pasai, caranya mengawinkan putri Majapahit dengan Pangeran dari Pasai. Akan tetapi, Raja Pasai kala itu justru birahi terhadap kecantikan putri Jawa, sehingga ia membunuh anaknya sendiri demi dapat msngawini sang Putri, akan tetapi, Putri Jawa yang mengetahui calon suaminya di bunuh, ternyata nekad bunuh diri". 

Perbuatan Raja Samudra Pasai yang semacam itu memantik murka Majapahit, sehingga Raja, memerintahkan Gajah Mada untuk melakukan invasi ke Samudra Pasai dengan tujuan menggulingkan Raja Pasai dari tahtanya. 

Slamet Muljana (2005, hlm 140) dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, menuliskan dengan cukup rinci mengenai peristiwa serangan dan siasat Gajah Mada ke Samudera Pasai. Ia menggambarkan bahwa ketika pertempuran tak terhindarkan. Majapahit ternyata lebih unggul dari tuan rumah dan mampu memporak-porandakan Pasai, bahkan dalam situasi yang semakin gawat karena pasukan Majapahit kian merangsek ke pusat istana, Raja Pasai (Sultan Ahmad Malik Az-Zahir),  terpaksa menyelamatkan diri. Ia melarikan diri ke suatu tempat bernama Menduga yang berlokasi kira-kira 15 hari perjalanan dari ibukota Samudera Pasai. 

Tumbangnya Ahmad Malik Az-Zahir yang menurut Hikayat Raja-Raja Pasai sebagai raja yang bermoral buruk itu justru membuat senang sebagian Pejabat Istana dan rakyat, sehingga selepas hengkangnya Sultan, mereka justru berbalik mendukung Majapahit. 

Selepas sukses dalam Invasi, Majapahit mengeluarkan beberapa Kebijaksanaan yang diterapkan di negeri taklukan barunya (Pasai) adapun kebijaksanaan yang dimaksud adalah (1) Majapahit tidak menempatkan orang Jawa untuk menjadi Raja di Pasai, melainkan merajakan "Nuriansyah" sebagai Raja Wanita di Samudra Pasai yang tak lain merupakan anak dari Sultan sebelumnya. (2) Membebaskan orang-orang Pasai yang ingin pergi ke Majapahit, mereka yang memutuskan menetap di Majapahit akan diberi penghormatan, khususnya para cendikiawan dan Agamawan (Ulama). 

Penaklukan Majapahit atas Samudra Pasai dalam Versi Lain

Setelah Sultan al-Malikuzh Zhahir meninggal, naiklah putranya Zainal Abidin. Ia naik takhta ketika usianya masih kecil, sehingga untuk sementara, pemerintahan dijalankan oleh pembesar-pembesar kerajaan.

Kerajaan Siam mendatangi Samudra Pasai. Awalnya, mereka masuk ke negeri Pasai secara baik-baik. Mereka pun disambut dengan layak oleh Pasai. Mereka mengangkat sebuah peti besar ke dalam istana, sebagai hadiah untuk Sultan Pasai. Ketika peti itu dibuka, melompatlah empat orang pasukan Siam keluar dari peti, menangkap sultan yang masih kecil. Sultan Pasai diculik, dibawa ke kapal, ditawan di dalam istana Siam.

Orang-orang besar Samudra Pasai terpaksa datang mempersembahkan tebusan ke negeri Siam, yaitu emas. Mereka memohon agar sultan dapat dibebaskan. Raja Siam mengizinkan, dengan syarat, Pasai harus tetap rutin membayar emas. Akhirnya, pulanglah Sultan yang masih muda itu ke Pasai, hingga duduk kembali di atas singgasananya.

Tidak beberapa lama kemudian, tiba-tiba datang pulalah pasukan Majapahit. Diserbunya Samudra Pasai sekali lagi. Pasai takluk di bawah Majapahit. Siam pun tidak mampu melawan Majapahit untuk mempertahankan Pasai.

Baca Juga : Invasi Majapahit Ke Kerajaan-Kerajaan di Pulau Sumatra

Posting Komentar untuk "Kebijaksanaan Majapahit Selepas Invasi Samudra Pasai"