Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kedatangan Rombongan Anak Sultan Bagdad di Cirebon I Naskah Mertasinga Bagian 2.3 (Hlm 12-13)

Dkisahkan anak sultan Bagdad yang juga masih keturunan Rasulullah bernama Pangeran Abdul Rahman beserta adik perempuannya bernama Siti Bagdad dan keponakannya Syekh Datuk Kahfi mendarat di Cirebon, konon asal mula mereka meninggalkan negaranya adalah karena mendapat murka dari ayahnya, mereka diusir berserta pengikut-pengikutnya dalam 3 buah kapal yang berisikan 500 orang disetiap kapal, sampai akhirnya mereka tiba di Cirebon.  

Setibanya di Cirebon, anak Sultan Bagdad segera menghadap Arya Lumajang dan memohon izin untuk diperkenankan tinggal di Cirebon, permintaannya disetujui oleh Arya Lumajang dan mereka semua ditempatkan di daerah Panjunan kemudian Sayyid Abdurrahman ini dikenal dengan nama pangeran Panjunan. 

Pangeran ini di kemudian dikisahkan mendirikan masjid di Panjunan yang pada waktu itu belum ada masjid yang lainnya, para pendatang ini ternyata masih membawa sifat dari negara asal-usulnya di seberang pada waktu itu anak buah sang pangeran berkeliaran di Cirebon dengan tidak mengenal tata tertib apa yang dikehendakinya harus dipenuhi mereka tidak peduli kepada orang lain tingkah laku orang Panjunan ini selalu sekehendak hatinya. 

Kuwu Cirebon sangat prihatin mendengar semua ini, sementara penduduk ada yang kemudian menghadap Sunan Kalijaga dan menanyakan apakah mereka ini yang bakal menjadi raja karena semuanya menduga demikian, dijawab oleh Sunan Kalijaga bahwa dugaan itu tidak benar tidak boleh orang Bagdad menjadi raja di Cirebon karena bukan warisnya dikatakannya Bahwa kelak seorang bangsawan akan tiba seorang bangsawan keturunan Rasulullah yang akan datang dari Mesir dialah yang dipercaya dan yang akan mewarisi pusaka ibunya di Cirebon. 

Begitulah kemudian penghuni Panjunan menyebar mengikuti keinginannya masing-masing mereka berumah tangga di kota-kota dan di desa-desa baik di daerah Kejaksan, Junti, Sembung Japura dan juga di Kalisapu. Tetapi, walaupun demikian mereka tetap menerima perintah dari Panjunan mereka tak mau diperintah oleh lainnya kalau ada yang memerintah maka mereka akan melawannya dengan sekuat tenaga, begitulah sifat para pendatang dari Baghdad itu mereka akan mendebat bila diperintah dan mereka pun pintar dalam bicaranya. 

Posting Komentar untuk "Kedatangan Rombongan Anak Sultan Bagdad di Cirebon I Naskah Mertasinga Bagian 2.3 (Hlm 12-13)"