Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pangeran Cakrabuana Diangkat Menjadi Arya Lumajang I Naskah Mertasinga Bag 2.2 (Hlm 11-12)

Dikisahkan kemudian, Pangeran Gagak Lumajar lalu memperoleh seorang istri, yaitu putri dari Kyai Kuwu Cirebon yang berkuasa di Siti Wungkuk. Siti Wungkuk terletak di daerah yang sekarang dikenal sebagai daerah Kraton Kanoman, pada waktu itu, kuwunya bernama Kyai Srimana, mempunyai anak perempuan bernama Kencana Larang yang kemudian diperistri oleh pangeran Gagak Lumajar.  

Begitulah setelah lama bersuami istri, mereka kemudian dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik rupawan yang diberi nama Nyimas Pakungwati. Nyimas pakungwati ini kelak menjadi penguasa di Jalagrahan dan kelak menjadi penguasa di Kasepuhan yang waktu itu belum dikenal dan masih menjadi asal-muasal. Lalu Nyimas pakungwati memperoleh seorang adik laki-laki yang diberi nama Pangeran Cirebon, cicit laki-laki yang menjadi idaman sang kakek buyut Kuwu Cirebon Siramana.  

Penguasa Siti Wungkuk ini adalah orang pertama yang menerima agama Islam yang diajarkan oleh mantunya, begitulah Pangeran Gagak Lumajar kemudian menjadi guru agama di Gunung Kentaki, dikisahkan banyak yang datang berguru kepadanya dan masuk agama Islam baik yang datang dari seberang maupun dari tanah Jawa. 

Raja Pajajaran kemudian mendengar bahwa anaknya sekarang telah menjadi guru agama Islam dan sudah menyebarkan pengaruhnya di Tanah Sunda, sang ayah lalu memutuskan untuk mengirimkan payung kebesaran tikar dan peti yang indah-indah kepada putranya dan kemudian sang anak diangkat menjadi Arya Lumajang, kekuasaannya meliputi daerah pesisir mulai dari gunung Koromong di Timur hingga batas kali Cpamali, diselatan berbatas Ratu Junti dan di utara, berbatasan dengan Cirebon Girang, itulah batas awal kekuasaan Cirebon yang diberikan oleh Raja Pajajaran kepada anaknya, dengan demikian, Arya Lumajang diberi kekuasaan untuk memimpin daerah pantai. 

Setiap tahun Cirebon diharuskan mengirim pajak berupa Terasi ke negara Pajajaran, selama pemerintahannya di Cirebon, Arya Lumajang memenuhi kewajiban ini secara teratur.  

Posting Komentar untuk "Pangeran Cakrabuana Diangkat Menjadi Arya Lumajang I Naskah Mertasinga Bag 2.2 (Hlm 11-12)"