Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kericuhan Dalam Persidangan Syekh Siti Jenar

Ketika penuntut mengajukan dan membacakan beberapa kesalahan Syekh Siti Jenar didepan para Hakim, kondisi persidangan tiba-tiba ricuh, sebab ada beberapa Murid Syekh Siti Jenar yang tidak terima gurunya dituduh yang tidak-tidak.

Dua diantara murid Syekh Siti Jenar bahkan menyelinap sambil berusaha menusuk dua orang hakim yang sedang melakukan tugasnya, akan tetapi upaya tersebut digagalkan oleh Para Bhayangkara. Kedua pengacau itu, akhirnya diringkus, diseret meninggalkan tempat persidangan. 

Kisah mengenai jalannya persidangan Syekh Siti Jenar yang menengangkan itu, dikisahkan dalam Nasakah Negarakertabhumi, yaitu salah satu naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta Cirebon

Syekh Siti Jenar

Kisah mengenai disidangkannya Syekh Siti Jeanar/Syekh Lemah Abang sehingga kemudian yang bersangkutan dijatuhi hukam mati dimulai dari peristiwa dukungan Syekh Lemah Abang terhadap rencana pendirian Kesultanan Pengging yang merdeka dari Demak. 

Berbeda dengan Demak yang menganut aliran Islam Sunni, Pengging kala itu memproklamirkan diri menjadi Kesultanan Islam dengan Syiah sebagai aliran Islamnya.

Upaya Pengging yang demikian itu membuat Raden Fatah murka, ia khawatir persatuan umat Islam yang telah diikat melalui Kesultanan Demak seketika akan jatuh apabila Pengging memproklamirkan Kesultanan baru yang berbeda faham dengan Demak, apalagiwaktu itu Demak juga sedang menghadapi Majapahit.

Berdasarkan pertimbangan dan persetujuan para Wali, Raden Fatah akhirnya terpaksa melakukan penyerangan terhadap Pengging, mengingat Kebo Kenonggo yang berjuluk Ki Ageng Pengging sudah tidak dapat diajak berdialog lagi.

Serangan Demak ke Pengging, membuat daerah itu lulu lantak, sementara Kebo Kenongo sendiri akhirnya wafat terbunuh dalam peristiwa penyerangan, Kebo Kenongo wafat dieksekusi mati oleh tentara Demak. 

Selepas wafatnya Kebo Kenongo, perhatian Demak beralih kepada Syekh Siti Jenar, sebab kala itu Syekh Siti Jenar merupakan Imam Besar Islamnya Pengging. Demak memburunya, akan tetapi Syekh Siti Jenar rupanya telah terlebih dahulu bertolak ke Cirebon. 

Mendapati Syekh Siti Jenar berada di Cirebon, Demak meminta bantuan Cirebon untuk melakukan penangkapan, selain itu Demak juga mengirim Sunan Kudus yang disertai 700 tentara  guna menjalankan misi penangkapan. Setelah melakukan pencarian, tentara Cirebon dan Demak akhirnya dapat menangkap Syekh Siti Jenar, kala itu Syekh Siti Jenar sedang tinggal di Cirebon Girang bersama murid-murid setianya. 

Selepas melakukan penangkapan, Syekh Siti Jenar bersama murid-muridnya dibawa ke Kota Raja Cirebon, kabar mengenai tertangkapnya Syekh Siti Jenar juga membuat Cirebon bergemuruh, sebab murid-murid Syekh Siti Jenar yang banyak itu juga menuntut pembebasan gurunya, mereka berkumpul di Kota Raja Cirebon, sementara guna menghadapi masa yang begitu banyaknya, Kesultanan Cirebon menerjunkan tentara Bhayangkara untuk menjaga keamanan.

Selepas ditangkap, Cirebon mengumpulkan pejabat Kerajaan dan Para Ulama, termasuk didalamnya mendatangkan Sunan Giri dan Sunan Kalijaga untuk menjadi Hakim bersama-sama dengan Sunan Kudus dan Sunan Cirebon (Syarif Hidayatullah). Persidangan di gelar didalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon.

Ketika penuntut mengajukan dan membacakan beberapa kesalahan Syekh Siti Jenar didepan para Hakim, kondisi persidangan tiba-tiba ricuh, sebab ada beberapa Murid Syekh Siti Jenar yang tidak terima gurunya dituduh yang tidak-tidak, dua diantaranya kemudian menyelinap sambil berusaha menusuk Sunan Giri dan Sunan Kalijaga yang sedang melakukan tugasnya, akan tetapi upaya tersebut digagalkan oleh Ki Bawok yang tak lain merupakan salah satu pucuk Pimpinan Bhayangkara Cirebon. Kedua murid Syekh Siti Jenar yang dianggap pengacau itupun akhirnya diringkus, diseret meninggalkan persidangan. 

Melalui persidangan yang alot, akhirnya diputuskan, bahwa Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati, adapun yang melakukan eksekusi adalah Sunan Kudus yang juga selaku Pimpinan dan wakil Demak dalam misi penangkapan Syekh Siti Jenar. 

Dari masjid Angung Sang Cipta Rasa, Syekh Siti Jenar yang sudah dijatuhi hukuman mati kemudian diarak ke Alun-Alun Keraton Cirebon, ditempat itulah Syekh Siti Jenar dieksekusi mati oleh Sunan Kudus dengan menggunakan sebilah keris. Meskipun mulanya banyak murid Syekh Siti Jenar yang hendak menghalang-halangi, namun berkat kepiawaian para Bhayangkara Cirebon, eksekusi mati itupun akhirnya dapat berjalan dengan lancar. 

Baca Juga : Kisah Pemkaman Syekh Siti Jenar dan Penukaran Jenazahnya dengan Bangkai Anjing

Penulis : Bung Fei

Editor : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk "Kericuhan Dalam Persidangan Syekh Siti Jenar"