Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 PANGERAN SUNDA YANG MEMELUK ISLAM, ADA YANG MURTAD KEMBALI

Dahulu di Pajajaran siapapun orang yang memeluk Islam itu disebut "Orang-Orang Langgar" tempat kumpulnya orang Islam disebut "Langgar (Masjid/Mushala)". Mengapa disebut Langgar, karena mereka dianggap melanggar ajaran leluhur. Ajaran Islam pada mulanya dianut oleh masyarakat pesisir seperti Cirebon, Cimanuk (Indramayu), Sunda Kalapa & Banten Pesisir. 

Belakangan, ada beberapa Pangeran (Anak Raja) yang memeluk Islam, Pangeran Sunda Pertama yang tercatat memeluk Islam adalah Pangeran Bratalegawa, Putra dari Raja Pajajaran (Kerajaan Galuh-Sunda bersatu) yang bertahta di Galuh, nama Raja yang dimaksud adalah Sanghyang Bunisora Suradipati (Bertahta 1357 – 1371). 

Pangeran Bratalegawa (Dijuluki Haji Purwa) ini pada akhirnya karena melanggar, ia dikucilkan dari lingkungan Istana bahkan dijauhi di Ibukota, karena tidak nyaman, beliau akhirnya pindah ke daerah yang agak Pesisir yang banyak dihuni umat Islamnya (Daerah yang ditempatinya kelak dikenal dengan nama Cirebon Girang). 

Ilustrasi

Sayangya beliau wafat cepat, meninggalkan seorang Istri dan keturunan yang tetap melanjutkan dakwah Islam. Kelak mantan Istri dan keturunna dari Haji Purwa ini dikemudian hari yang membiayai pembuatan Pesantren di Gunung Jati, Pesatren Terua di Cirebon yang didirikan oleh Ulama asal Mekkah (Pendapat Lain asal Hujung Medani/Sekarang Malaya) bernama Syekh Nurjati. 

Pangeran yang kedua memeluk Islam adalah Jaya Dewata (Kelak dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi), beliau merupakan putra dari Prabu Dewa Niskala (Bertahta 1475 – 1482). Beliau memeluk Islam ketika menikah Subang Larang, Seorang Santri dari Sykeh Nurjati & Sykeh Qura dan sekaligus juga Putri dari Penguasa Negeri Singapura (Wilayahnya sekarang masuk Cirebon Pesisir Barat, yaitu dari Gunung Jati-Kapetakan). Sayangya ketika menjadi Raja Pajajaran, Jaya Dewata murtad kembali. 

Pangeran ketiga dan keempat yang memeluk Islam adalah Pangeran Walangsungsang dan adiknya Kian Santang, Putra dari Prabu Siliwangi & Subang Larang. Tidak berbeda dengan Pangeran Bratalegawa, Pangeran Walangsungsang juga dikucilkan di istana dan ibukota, dari itu beliau pindah ke kampung ibunya (Singapura) dan kemudian mondok di Pesantrennya Syekh Nurjati, kelak dimasa Pangeran Walangsunsang inilah berdiri Negara Islam Cirebon, dimana wilayah intinya mencakup bekas wilayah Negeri Singapura. Sementara Pangeran Kian Santang kedudukannya hanya berdakwah membantu misi Islamisasi kakaknya. 

Oleh : @Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk " 4 PANGERAN SUNDA YANG MEMELUK ISLAM, ADA YANG MURTAD KEMBALI"