Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Pendirian MI Salafiyah Kanggraksan Kota Cirebon

Untuk mengungkap sejarah mengenai pendirian MI Salafiyah Kanggraksan Kota Cirebon, penulis membuat Time Line sebagai berikut[1]:
Tahun
Peristiwa
Narasumber
1942
Berdirinya MI Salafiyah
sebagai sekolah informal
Abdul Muiz Syaerozi
(Guru MI Salafiyah)
1963
Berdirinya MI Salafiyah
sebagai sekolah informal
Zabidi
(Guru MI Salafiyah)
1942-
1963
Sistem pembelajaran
di MI Salafiyah sebelum
menjadi sekolah formal
Abdul Muiz Syaerozi 
(Guru MI Salafiyah)
1965
Berdirinya MI Salafiyah 
sebagai sekolah formal
Abdul Muiz Syaerozi 
(Guru MI Salafiyah)
1968
     Berdirinya MI Salafiyah
sebagai sekolah formal
    Memiliki gedung sekolah sebagai tempat
untuk belajar dll
Zabidi (Guru MI Salafiyah)
1982
MI Salafiyah Cirebon berbadan hukum
Abdul Muiz Syaerozi 
(Guru MI Salafiyah)
1960-
2013
Pergantian pejabat ketua yayasan
Abdul Muiz Syaerozi 
(Guru MI Salafiyah)
1968-
2013
Sistem pembelajarandi MI Salafiyah
setelah resmi sebagai sekolah formal
Abdul Muiz Syaerozi 
(Guru MI Salafiyah)
2009
Sebab akibat
terjadi
pemisahan
antara siswa
dan siswi di kelas 3
sampai kelas 6
Sejarah berdirinya MI Salafiyah Cirebon yang terdapat di dalam tabel time line di atas, dapat dinarasikan, sebagai berikut:

Terdapat perbedaan pendapat antara narasumber 1 dengan narasumber 2 mengenai sejarah berdirinya MI Salafiyah Cirebon sebagai sekolah formal. Narasumber 1 yaitu Abdul Muiz Syaerozi, S.Ag. Abdul Muiz Syaerozi umurnya lebih muda, dibanding dengan narasumber 2 yaitu Zabidi (Guru MI Salafiyah), beliau lebih sepuh  dari pada Abdul Goni.

Abdul Muiz Syaerozi (Rabu 18-2-2015: 06.40-07.00) mengatakan bahwa berdirinya MI Salafiyah Cirebon pada tahun 1942, semula merupakan pendidikan informal. Sampai pada tahun 1965 baru berdirilah MI Salafiyah Cirebon sebagai sekolah yang formal. Jadi yayasan MI Salafiyah Cirebon resmi sebagai sekolah formal pada tahun 1965. Yayasan MI Salafiyah Cirebon berbadan hukum pada tahun 1982.

Diantara orang yang mendirikan yayasan MI Salafiyah Cirebon menurut Abdul Goni, ialah sebagai berikut :

  1. H. Abdul Malik, BA/D3
  2. H. Saefullah Mansyur, BA/D3
  3. H. A. Faqih Syaerozi, BA/D3

Pada tahun 1986 berdirilah Madrasah Tsanawiyah Salafiyah tiga tahun berikutnya berdiri pula Madrasah Aliyah Salafiyah dan Roudotul Atfal Salafiyah.

Berbeda dengan pendapat Zabidi, Zabidi mengatakan bahwa berdirinya MI Salafiyah Cirebon pada tahun 1963, mula-mula MI Salafiyah ini belum mempunyai gedung. Sekolah di MI Salafiyah Cirebon awalnya (1963) hanya sebagai tempat sekolah untuk menimba ilmu agama. Kemudian baru setelah yayasan MI Salafiyah resmi sebagai sekolah formal pada tahun 1968, maka sitem pembelajaran MI Salafiyah berkembang, mulailah ilmu umum masuk ke dalam pembelajaran di MI Salafiyah.

Tempat belajar untuk menuntut ilmu agama di MI Salafiyah pada tahun 1960 yakni sebelum MI Salafiyah Cirebon mempunyai gedung, yaitu bertempat di rumah KH. Syaemari (mertua H. Mud) sebagai tempat untuk belajar menimba ilmu agama. Kemudian baru pada tahun (1968) berdirilah MI Salafiyah Cirebon resmi sebagai sekolah formal. Yang pada mulanya hanya sebagai sekolah informal, yang dimana hanya sebagai tempat untuk menimba ilmu agama.

Abdul Muiz Syaerozi mengatakan, sistem sekolah di MI Salafiyah pada mulanya sebelum menjadi sekolah formal pada zaman dahulu menggunakan sistem “santri kalong”. Abdul Muiz Syaerozi mengatakan santri kalong ialah dimana siswa yang belajar menuntut ilmu agama di MI Salafiyah yaitu berangkat pagi pada jam 07.00 kemudian pulang pada malam hari sekitar jam 20.00-21.00 itulah yang dinamakan sistem belajar santri kalong pada zaman dahulu.

Cara belajarnya juga tidak menggunakan meja dan kursi tetapi memakai tikar sebagai tempat untuk belajar. Berbeda dengan sekarang masuk pada jam 07.00 pulang pada jam 13.00. Setelah yayasan MI Salafiyah resmi sebagai sekolah formal baru sistem pembelajarannya seperti sekarang yaitu masuk pada jam 07.00 pulang pada jam 13.00.

Sejak berdirinya MI Salafiyah Cirebon pada tahun 1968-2013 Pembiasaan dalam proses pembelajaran di MI Salafiyah di kelas 1 dan 2 sebelum belajar membaca surat-surat pendek dari surat Al-Fatihah sampai surat At-Takatsur. Sedangkan pembiasaan untuk kelas 3-6 pada jam 07.00 anak dibiasakan untuk sholat dhuha dan sebelum pulang dilakukan sholat berjama’ah di musholah bersama-sama dengan guru MI Salafiyah Cirebon.

Hal ini dilakukan agar siswa terbiasa melakukan sholat dhuha di pagi hari dan sholat berjama’ah baik di sekolah maupun di rumah, dan mendidik siswa menjadi islam yang berakhlak mulia dan beramal sholeh. Setiap selesai sholat berjama’ah juga diadakan ceramah agama, agar siswa selalu ingat kepada Allah dan tidak menyimpang dari ajaran agama islam.

Seperti bermusuhan sesama teman, berantem sesama teman, tawuran sesama teman, main playstation yang berlebihan, sehingga membuat malas untuk belajar di sekolah, dan lain sebagainya. Kemudian di kelas 3 sampai kela 6 antara siswa dan siswi dipisah.

Hal tersebut diakibatkan ada suatu kejadian pada tahun 2009. Abdul Muiz Syaerozi menemui siswa laki-laki yang sedang menangis histeris kejadian tersebut terjadi pada waktu jam 10.00 lebih tepatnya waktu istirahat. Abdul Goni bertanya”ada apa? Kenapa menangis? Siswa itu menjawab ada setan dibalik dinding.

Namun Abdul Muiz Syaerozi tidak melihat setan yang ada dibalik dinding tersebut. Sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya pemisahan siswa dan siswi di kelas 3 sampai kelas 6. Hal tersebut dilakukan sangat baik juga untuk siswa-siswi karena pada usia kelas 3 sampai kelas 6 nerupakan masa-masa pubertas sehingga harus dipisah.

Kemudian pada tahun tersebutlah yaitu pada tahun 1968, baru berdiri MI Salafiyah resmi sebagai sekolah formal. Pada tahun tersebut baru MI Salafiyah Cirebon mempunyai gedung sekolah sebagai tempat untuk belajar. Seperti pada sekolah yang lainnya. Mulai mempunyai meja dan kursi, lemari buku, buku-buku pelajaran sebagai sumber belajar, dan buku-buku paket lainnya sebagai penunjang proses pembelajaran. Untuk mendirikan gedung sekolah ini, tanah wakafnya dari H. Syaemari, H. Abdul Karim, dan H. Ali. Mereka inilah yang bersedia mewakafkan tanahnya sebagai tempat untuk belajar (sekolah).

Bangunan ini disepakati oleh KH. Abdul Rakhman, KH. Muhamad Husen, dan KH. Amin syaemari. Zabidi mengatakan “orang tua saya mengajak H. Su’ud untuk memajukan MI Salafiyah sebagai tempat belajar menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu umum lainya”. Kemudian pada saat itulah MI Salafiyah berkembang pesat dari tahun ke tahunnya, yang bermula pada tahun 1960 hanya mempunyai siswa 10-15 orang, kini pada saat MI Salafiyah berdiri resmi sebagai MI Salafiyah siswanya menjadi berrtambah banyak. Dari belasan sampai puluhan dan hampir sampai ratusan siswa-siswi yang masuk ke MI Salafiyah dengan berbondong-bondong.

Karena ingin menuntut ilmu agama dan ilmu umum lainnya. Sebagai bekal kehidupan di dunia dan di akhirat nanti. Itulah alasan orang tua siswa berbondong-bondong memasukkan anaknya ke MI Salafiyah. Kemudian dari guru yang mengajar di MI Salafiyah ini banyak yang dari pesantren dan pada bidang ilmu khususnya yang professional dan mahir, karena guru di MI Salafiyah juga berpendidikan S1. Zabidi (Senin 24-2-2015: 09.30-10.00).

Dari tahun (1960) sejak berdirinya MI Salafiyah menjadi sekolah formal sampai pada tahun 2013, mengalami pergantian pejabat ketua yayasan. Yang menjabat ketua yayasan MI Salafiyah berputar pada kelurga sendiri saja. Diantara yang dapat tercatat namanya, ialah sebagai berikut:

H. Syaeful
H. Abdul Kholik
H, Hasyim
H. Faqih
H. Abdul Muiz Syaerozi
H. Hasyim lagi dan
H. Faqih
H. Abdul Muiz Syaerozi lagi sampai sekarang (2015).

Diantara murid MI Salafiyah angkatan pertama yang sampai saat ini  masih ada ialah “Amin”. Beliau sebagai ketua yayasan arisan ynag berkomitmen untuk mencari dana daripada donatur untuk mendirikan MI Salafiyah. Abdul Muiz Syaerozi (Senin 24-2-2013: 06.40-07.00).

Abdul Muiz Syaerozi juga mengatakan, banyak murid alumni MI Salafiyah yang sudah meninggal dunia, dikarenakan sudah tua umurnya. Dan ada juga alumni MI Salafiyah angkatan ke dua yang masih hidup, dan sampai sekarang menjadi guru  MI Salafiyah, beliau mengajar mata pelajaran fiqih, Bahasa Arab, dan akida akhlah di kelas 5 dan 6 pada hari senin-rabu.

Nama beliau adalah Zabidi. Ia sudah sangat sepu sekali, namun semangat beliau sangat tinggi untuk mau mengamalkan ilmunya kepada siswa-siswi MI Salafiyah. Zabidi mengatakan jika ilmu itu tidak diamalkan maka akan sia-sia dan tidak bermanfaat.

Zabidi mengatakan, pada tahun 1990 baru berdiri Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Salafiyah. Sedangkan dana untuk mendirikann MTS dan MA Salafiyah, didapat dari pemerintah, APD, dan dari swadaya masyarakat.

Catatan[1]
Informasi data sejarah di atas diambil dari Skripsi karya Muana Khotul Khasanah, Mahasiswi PAI IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Judul Skripsi "Pengaruh Pemberian Motivasi  Arcs (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di MI Salafiyah Kota Cirebon"