Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kerajaan Kediri, Para Raja Dan Sumber Sejarahnya

Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri pada abad ke 11 sampai pada abad ke 13 di Indonesia. Tepatnya dari mulai tahun 1042 sampai dengan 1222 Masehi, dengan demikian maka kerjaan ini mampu bertahan selama 180 tahun.

Dinamakan Kediri karena memang dahulu di Ibu kota  kerajaan ini (Daha) banyak ditumbuhi buah kediri, atau Mengkudu, orang Jawa menyebutnya Pace. Sementara Kediri sendiri merupakan bahasa Sansekerta (Khadari) yang mempunyai maksud buah Mengkudu. 

Rigkasan Sejarah Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri didirikan oleh Sri Samarawijaya, anak dari Prabu Airlangga, Raja dari Kerajaan Kahuripan. Pendirian Kerajaan Kediri dilatar belakangi oleh kekhawatiran Airlangga atas kelanjutan Kerajaan Kahuripan. 

Airlangga memiliki dua anak laki-laki yang sama-sama pandai dan berambisi menjadi raja, ia takut akan terjadi perang saudara apabila ia mengangkat salah satu anak laki-lakinya menjadi Raja. Oleh karena itulah selagi hidup Airlangga membelah kerajaannya menjadi dua yaitu Kerajaan Kediri yang ber ibukota di Daha dan Kerajaan Janggala yang ber ibukota di Kahuripan. 
Selain bernama Kediri, kerajaan ini juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Panjalu, bahkan nama Panjalu ini disebut sebut sebagai nama resmi Kerajaan Kediri. Seperti Kerajaan Majapahit yang mempunyai nama resmi Wilwatikta, akan tetapi pada kenyataanya memang nama Kediri lebih popular daripada Panjalu. 

Setelah kematian Airlangga, ternyata Kerajaan Kediri terlibat perang saudara dengan Kerajaan Janggala, keduanya saling berebut pegaruh, hingga akhirnya pada waktu Kediri di Rajai oleh Prabu Sri Jaya Baya, Kediri berhasil menaklukan Janggala. Pada masa inilah Kediri mencapai puncak Kejayaannya. Bahkan pegaruhnya mengalahkan Sriwijaya, yang waktu itu di ambang kebangkrutan. 

Meurut Naskah Pustaka Rajya Rajyi I Bhumi Nusantara luas wilayah Kediri mencakup bagian barat kepulauan Nusantara, adapun negeri-egeri atau Kerajaan yang takluk dibawah Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut:
Kerajaan Bawahan Kediri
1.  Tumapel
2.  Bantayan
3.  Medang
4.  Luwuk
5.  Hujung Ghaluh
6.  Makasar
7.  Jenggi
8.  Butun
9.  Ghurun
10.   Banggawi
11.   Tenggara
12.   Kunir
13.   Nusa Bali
14.   Ghaliyao
15.   Badahulu
16.   Salaya
17.   Lwah Ghajah
18.   Sumba
19.   Sukun di Taliwang
20.   Solot
21.   Domposapi
22.   Muar
23.   Sanghyang Api
24.   Wandan
25.   Bhim
26.   Ambwan
27.   Seran
28.   Maloko
29.   Hutan
30.   Kapuhas
31.   Lombok
32.   Kantingan
33.   Mirah
34.   Sampit
35.   Saksakani
36.   Kutalingga
37.   Laway
38.   Kutawaringin
39.   Kandangan di Landa
40.   Sam(b)as
41.   Tirem
42.   Sedu
43.   Buruneng
44.   Kalka
45.   Saludung
46.   Solot
47.   Pasir
48.   Tanjungpura
49.   Baritwa di Sawaku
50.   Tabalung
Dalam upaya memperluas kerajaannya, Kediri juga terlibat pertempuran dengan Sriwijaya, pertempuran ini kemudian diakhiri dengan gencatan senjata yang di prakarsai oleh Kekaisaran Cina, sementara tempat perjanjian tersebut dilangsungkan di Kerajaan Sunda.

Pada tahun 1222 Masehi, Kediri menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh Akuwu (Adipati) Tumapel yang bernama Ken Arok, dalam pemberontakan ini Kediri kemudian dapat ditaklukan oleh pemberotak, mulai saat itu Kediri tidak lagi menjadi sebuah Kerajaan berdaulat meliankan berubah kedudukannya menjadi Keadipatian dibawah Tumapel. 

Pasca kemenangannya atas Kediri, Ken Arok kemudian menamai Kerajaannya dengan nama Singasari, yang ber Ibukota di Tumapel. Adapun Raja Kediri terakhir yang terbunuh dalam peristiwa pemberontakan itu bernama Prabu Kerta Jaya, raja ini dikenal karena merupakan Raja Kediri yang kejam sekaligus juga menanggap dirinya sebagai Tuhan. 

Selama 180 Tahun, Kediri menelurkan sebanyak 9 Raja, adapun Raja-Raja yang pernah memerintah Kediri adalah sebagai berikut:
No
Raja
Tahun
1
Sri Samarawijaya
1042-1104
2
Sri Jayawarsa
1104-1117
3
Sri Bamswara
1117-1135
4
Sri Jayabaya
1135-1157
5
Sri Saweswara
1159-1171
6
Sri Aryeswara
1171-1181
7
Sri Gandra
1181
8
Sri Kameswara
1182-1190
9
Sri  Kertajaya
1190-1222

Sumber Sejarah Kerajaan Kediri

Sebagai sebuh Kerajaan besar yang pernah berdiri selama 180 tahun, tentunya Kediri banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan masa lampau, dan kelak peninggalan-peninggalan tersebut dijadikan sebagai sumber sejarah, meskipun demikian dari sumber-sumber itu nantinya banyak juga sumber-sumber sejarah yang dibuat setelah keruntuhan kerajaan Kediri. Adapun sumber-sumber sejarah Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut:
  1. Prasasti Sirah Keting. Dalam Prasasti ini diinformasikan mengenai  Raja Sri Jayawarsa yang memberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda penghargaan, karena rakyat telah berjasa kepada Raja., Prasasti ini tertanggal 1104 M.
  2. Prasasti Kahyunan Dan Padelagan. Menginformasikan Mengenai petuah Raja Sawaswera. Petuah tersebut berbunyi prabu Sawaswera adalah seorang Raja yang memegang teguh prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, , dikaulah (semua) itu , semua makhluk adalah engkau . Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah moksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju kearah kesatuan , segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar.
  3. Prasasti Angin. Prsasti ini menginformasikan mengenai seroang Raja Kediri yang bernama Raja Sri Aryeswara. Dalam Prasati ini juga terlukis gambar atau lambing Kerajaan Kediri berupa Arca Ghanesa.
  4. Prasasti Jaring, yaitu tentang penggunaan nama hewan dalam kepangkatan seperti nama gajah, kebo dan tikus. Nama-nama tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana. Prasati ini juga ditulis pada masa Kerjaaan Kediri yang diperintah oleh Sri Gandra.
  5. Prasasti Ceker dan Kakawin Smaradahana. Menginformasika tentang Raja Kediri yang bernama Sri Kameswara. Dalam sumber ini juga ditulis mengenai syair dan kisah yang dibuat pada masa Raja Sri Kameswara memerintah Kediri.
  6. Prasasti Galunggung , Prasasti Kamulan , Prasasti Palah, Prasasti Wates Kulon Nagarakretagama, dan Pararaton. Didalamnya menginformasikan akhir riwayat Kerajaan Kediri, yaitu pada masa Kediri diperintah oleh Sri Kertjaya