Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Runtuhnya Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon adalah Kerajaan Islam yang cukup masyhur di abad 15 hingga 17 Masehi, di masa kejayaannya wilayahnya membentang dari mulai ujung timur Jawa barat hingga pesisir utara Jawa barat seperti Indramayu, Subang, Karawang dan Sunda Kelapa bahkan hingga pesisir uatra Banten.

Runtuhnya Kerajaan Cirebon tidak lepas dari bangkitnya kekuatan pemerintahan baru di pulau Jawa, yaitu VOC, dan Kesultanan Banten di wilayah barat Cirebon serta Kesultanan Mataram di wilayah timur Cirebon. Cirebon runtuh bukan karena serangan musuh melainkan karena dipecahnya Kerajaan Cirebon menjadi beberapa Kesultanan. Runtuhnya Kerajaan Cirebon terjadi pada tahun 1678 Masehi.

Kerajaan Cirebon didirikan pada Tahun 1479 dengan Raja pertamanya Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), sebelum tahun itu Cirebon hanya sebuah Pemerintahan setingkat Kecamatan yang diperintah oleh Pangeran Cakrabuana. Kala itu Cirebon dibawah kekuasaan Kerajaan Rajagaluh yang juga merupakan bawahan Kerajaan Pajajaran.

Selama 199 Tahun berdiri, yaitu dari tahun 1479 hingga 1678, Cirebon diperintah oleh tiga orang Raja, dan beberapa orang pengganti raja, pada masa ini tidak ada satupun Raja Cirebon yang bergelar Sultan, oleh karena itu sejarawan pada umumnya lebih menyukai menyebut Kerajaan Cirebon dibandingkan dengan Istilah Kesultanan Cirebon.

Raja-Raja Cirebon yang pernah memerintah Kerajaan Cirebon adalah Syarif Hidayatulullah (1479-1495) yang bergelar Susuhunan (Sinuhun) Jati, Pangeran Agung (1568-1649)  yang bergelar Panembahan Ratu I, dan Pangeran Putra (1649-1662) yang bergelar Panembahan Ratu II / Panembahan Girilaya.
Baca Juga: Daftar Penguasa di Kesultanan Cirebon 1479-1678

Runtuhnya Kerajaan Cirebon terjadi 16 tahun selepas pemerintahan Panembahan Girilaya, Raja Cirebon ke 3 ini pada Tahun 1662 wafat dibunuh ketika sedang berkunjung ke Kesultanan Mataram, disana bersama dua orang putranya (Pangeran Mertawijaya dan Kertawijaya),  ketiganya tak diizinkankan pulang oleh Amangkurat I hingga wafat, kala itu Cirebon menjadi bawahan Kesultanan Mataram. Kedudukan Amangkurat I sendiri merupakan mertua dari Panembahan Girilaya.

Baca Juga: Pembunuhan Sultan Cirebon Ke III

Meskipun Raja Cirebon ke 3 serta dua Putra mahkota di tahan Mataram, dari Tahun 1662 hingga 1678 Kerajaan Cirebon masih tetap berdiri, kala itu yang memerintah Cirebon adalah wakil Raja yang disebut jaksa pepitu ( 7 Jaksa) dengan Pangeran Wangsakerta sebagai ketuanya.

Pada tahun 1678 dua Putra Mahkota Kerajaan Cirebon berhasil dibebaskan dari tahanan Mataram oleh para Pemberontak Trunojoyo yang didukung Cirebon dan Banten, pada waktu itu Amangkurat I sendiri melarikan diri dari Istana dan wafat dalam pelarian.

Baca Juga: Pembebasan Pangeran Mertawijaya dan Kertawijaya dari Sekapan Mataram

Setibanya dua Putra Panembahan Girilaya ke Cirebon, keduanya diangkat menjadi penguasa Cirebon, Pengangkatan keduanya menadai runtuhnya Kerajaan Cirebon, karena Cirebon telah dipecah menjadi tiga bagian, dua bagian untuk dua orang putra Panembahan Girilaya, sementara satu bagian lagi diberikan pada Pangeran Wangsakerta yang juga merupakan anak dari Panembahan Girilaya dari Istri yang lain (Selir).

Baca Juga: Kerajaan Cirebon, Masa Pendirian, Kejayaan dan Kemundurannya

Posting Komentar untuk "Runtuhnya Kerajaan Cirebon"