Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Syarif Nurullah, Adik Sunan Gunung Jati

Syarif Nurullah adalah adik satu-satunya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Jika kakaknya kelak menjadi Raja sekaligus anggota Walisongo yang berkedudukan di Cirebon, maka tidak demikian dengan adiknya, beliau mewarisi kekuasaan sebagai penguasa di Mesir (Kota Ismailiyah) menggantikan kedudukan ayahnya Syarif Hud. 

Syarif Nurullah adalah anak kedua dari pasangan Syarif Hud dan Rara Santang (Syarifah Mudaim), Syarif Hud merupakan seorang Penguasa Kota Ismailiyah keturunan Nabi Muhamad, sementara Rara Santang adalah Putri Kerajaan Pajajaran (Sri Baduga Maharaja). 

Syarif Nurullah, Adik Sunan Gunung Jati

Menurut Carita Purwaka Caruban Nagari, Syarif Nurullah lahir selepas satu tahun kelahiran Syarif Hidayatullah. Dengan demikian jika tahun kelahiran Sunan Gunung Jati terjadi pada Tahun 1448, maka Syarif Nurullah lahir pada 1449 Masehi. 

Menurut Naskah Mertasinga, mulanya yang ditetapkan sebagai pengganti Syarif Hud adalah Syarif Hidayatullah, akan tetapi karena Syarif Hidayatullah memilih menyebarkan ajaran Islam ke tanah kelahiran Ibunya (Sunda), maka beliau menyerahkan jabatan penguasa Kota Ismailiyah kepada adiknya Syarif Nurullah. 

Yatim Sejak Kecil 

Syarif Nurullah sejak kecil telah ditinggal wafat oleh ayahnya, oleh karena itu, ia diasuh sejak kecil oleh Ibunya Rara Santang bersama kakaknya Syarif Hidayatullah. 

Tidak seperti kakaknya yang baik masa kelahiran, anak-anak, remaja bahkan hingga wafat dikisahkan dalam banyak naskah Cirebon, maka kisah mengenai Syarif Nurullah ini hanya dikisahkan sedikit saja. 

Masa kecilnya hanya dikisahkan sebagaimana anak kecil pada umumnya dan beliau dibesarkan sebagai anak penguasa yang tentunya serba kecukupan. 

Ditinggalkan Syarif Hidayatullah

Sebelum menikah Rara Santang mengajukan syarat kepada Syarif Hud, syaratnya adalah apabila ia memperoleh anak laki-laki, maka salah satunya harus mendakwahkan Islam di tanah kelahiran Ibunya, dan Syarif Hidayatullah itulah yang dikemudian hari bersedia menjadi pendakwah di tanah kelahiran Ibunya. 

Setelah mantap pada keputusannya, Syarif Hidayatullah meninggalkan Mesir termasuk adiknya Syarif Nurullah menuju Cirebon menemui Uwaknya Pangeran Walangsungsang yang kala itu menjabat sebagai Penguasa Cirebon (Sri Manggana). 

Syarif Nurullah diangkat Menjadi Penguasa Kota Ismailiyah

Menurut Naskah Mertasinga, ketika Syarif Nurullah dianggap belum layak menjadi pengganti ayahnya yang telah wafat. Pemerinatahan di Kota Ismailiyah dijalankan oleh Patih Ongka, akan tetapi manakala Syarif Nurullah telah layak menjadi pemimpin maka ditetapkanlah rencana penobatan. 

Sebelum dinobatkan menjadi penguasa, Syarif Nurullah mengundang kakaknya yang kala itu telah menjadi Sultan Cirebon untuk menghadiri penobatannya. Undangan disampaikan melalui pengiriman surat yang dibawa oleh duta dari Mesir. 

Atas undangan tersebut akhirnya Syarif Hidayatullah bertolak dari Cirebon ke Mesir untuk menyaksikan penobatan adiknya sebagai penguasa di Mesir. 

Selepas kisah di atas tidak ada lagi kisah adik Sunan Gunung Jati yang terdapat dalam Babad Cirebon, termasuk soal kewafatan dan kuburnya.

Penulis: Bung Fei

Penjelasan di atas juga dapat anda simak melalui Vidio berikut:

Posting Komentar untuk "Syarif Nurullah, Adik Sunan Gunung Jati"