Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Meurah Silu, Raja Pertama Samudra Pasai yang Lahir Dari Keluarga Broken Home

Hikayat Raja-Raja Pasai menyebutkan bahwa, Raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai adalah seorang yang mulanya bernama Meurah Silu, pada saat memerintah Pasai Merah Silu dikenal dengan nama Malik As-salih. Dalam catatan Sejarah, sebagaimana yang tercatat dalam inskripsi nisan makamnya yang ditemukan di Aceh, Malik As-salih wafat pada 1297 Masehi.

Menurut beberapa asumsi orang, dijuluki atau digelari dengan sebutan Malik As-sahlih (Raja yang Sahalih) karena Merah Silu adalah seorang Raja yang dikisahkan mampu membaca dan mahir Al-Quran, waktu itu jarang pada abad 13 di daerah Aceh orang yang keahliannya semacam itu, sehingga Merah Silu karena kepadaiannya itu layak digelari Raja yang Sahlih.

Hikayat Raja-Raja Pasai sebetulnya juga mencatat mengenai asal-usul dari Meurah Silu, meskipun kandungan didalamnya berbau dongeng dan seperti mengada-ada. Biarpun demikian dari naskah tersebut kita akan mendapatkan cerita jika Merah Silu adalah seorang Raja yang lahir dari keluarga Broken Home, Ibu Bapaknya dikisahkan bercerai, bahakan tidak lama selepas bercerai, ayahnya dibunuh karena dianggap mencampakan istrinya. 

Menurut Hikayat Raja-Raja Pasai bahwa sebelum Kesultanan Pasai berdiri, di daerah itu ada dua orang kakak beradik, namanya Ahmad dan Muhammad keduanya merupakan seorang Raja (tidak disebutkan dari kerajaan mana).

Pada suatu hari, Raja Muhamad menemukan seorang anak perempuan yang keluar dari Pohon Bambu, anak itu kemudian ia namai Putri Betong (Anak Bambu), disisi lain, Raja Ahmad juga menemukan anak yang kedapatan mengendari Gajah, anak itu kemudian ia namai Meurah Gajah. 

Singkat Cerita antara Raja Ahmad dan Muhamad sepakat menjodohkan dua anak angkatnya, dari perkawinan keduanya kemudian lahirlah Merah Silu. Namun belum juga dewasa ayah dan ibu Merah Silu bercerai karena perselisihan diantara keduanya. 
Ilustrasi Meurah Silu
Mendapati perceraian itu Raja Muhamad marah besar karena anak angkatnya (Putri Betong) dicampakan oleh Merah Gajah, dari itu, Raja Muhamad kemudian membunuh Merah Gajah. Disisi lain pembunuhan terhadap Merah Gajah membuat murka Raja Ahmad, sehingga akhirnya terjadi perang antara Raja Ahmad dan Muhamad, namun keduanya dikisahkan mati dalam pertempuran. 

Dalam kisah selanjutnya, setelah terjadi huru-hara yang mengakibatkan Raja Ahmad dan Muhamad wafat, Merah Silu memilih menggelandang dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Sampai pada suatu ketika Merah Silu menjadi kaya raya dan disukai oleh Megat Iskandar penguasa di Negeri Buloh Telang dan pada akhirnya Megat Iskandar merjakan Merah Silu di Negeri itu, dikemudian hari Merah Silu mencari tempat yang cocok untuk ia memerintah, tempat baru itu kemudian dinamai Samudra Pasai, dan nantinya juga nama tersebut dijadikan sebagai nama Kerajaan. 

Meurah Silu Dalam Naskah Pustaka Rajya-Rajyi i Bhumi Nusantara

Selain dibahas dalam Naskah Raja-Raja Pasai, kisah mengenai Meurah Silu juga tercatat dalam Naskah Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara, salah satu Naskah asal Cirebon yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta (Panembahan Kacirebonan I) yang penysunannya dibantu oleh banyak sejarawan yang sengaja diundang dan hadir dalam seminar Internasional yang pernah digelar di Cirebon pada abad ke 17. 

Menurut Naskah Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara, bahwa Meurah Silu diangkat menjadi Sultan Pasai oleh tokoh yang bernama Abdul Malik, seorang Laksamana dari Kesultanan Fatimiyah Mesir yang mendarat di Sumatra yang mengemban misi khusus. Dalam naskah ini, Merah Silu yang dikemudian hari digelari Malik As-shalih bertahta sebagai raja dari tahun 1207 hingga 1219 Saka. Dalam naskah ini disebutkan jika sebelumnya Merah Silu sudah menjadi pemimpin di Pasai tapi belum menjadi seorang Sultan. 

Ketika menjadi Raja Pasai pertama, Merah Silu kemudian dijodohkan dengan Putri Raja Perlak yang bernama Putri Ganggansari, yang merupakan anak perempuan Raja Perlak yang bernama Makdum Alaidin Muhamad Amin Syah bin Malik Abdul Kadir. 

Jadi secara ringkas, bahwa Naskah Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara, mengabarkan jika Meurah Silu diangkat menjadi Sultan atas Stempel Dinasti Fatimiyah di Mesir yang dibawa oleh Laksamana Kesultanan Fatimiyah Mesir, namun dalam naskah ini juga sedikit disinggung jika kemudian hari dinasti Fatimiyah bubar karena digantikan oleh Dinasti Ayubiyah. 

Posting Komentar untuk "Meurah Silu, Raja Pertama Samudra Pasai yang Lahir Dari Keluarga Broken Home"