Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prabu Surawisesa Menyerbu Muntur (Indramayu)

Prabu Surawisesa Raja Pajajaran kedua yang bertahta pada tahun 1521 hingga 1532 pernah melakukan serbuan ke Muntur (Indramayu) dan serangan tersebut berhasil memaksa penguasa Muntur Sang Arya Wirasakti takluk karena tak kuasa menahan gempuran pajajaran. 

Muntur sekarang merupakan sebuah desa yang berada dibawah pemerintah Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, desa ini terletak di pesisir pantai utara Indramayu. 

Serbuan Prabu Surawisesa ke Muntur dilatar belakangi oleh pembangkangan penguasa Muntur pada kebijakan yang diambil oleh Pajajaran. 

Dimasa Prabu Siliwangi, tepatnya pada tahun 1513, Pajajaran menjajaki kerja sama dengan Portugis yang kala itu sudah menaklukan Malaka (Malaysia). 

Prabu Siliwangi mengutus putranya Pangeran Surawisesa untuk melakukan diplomasi sehingga menghasilkan kesepakatan kerja sama diantara dua kerajaan, yaitu Portugis dan Pajajaran. 

Implementasi dari hasil diplomasi antara Pajajaran dan Portugis selama bertahun-tahun yang diwujudkan dengan kunjungan kedua belah pihak ke Pakuan dan Malaka baru bisa diwujudkan pada tahun 1522 ketika Prabu Siliwangi wafat dan Pangeran Surawisesa naik tahta. 

Dinatara kesepakatan kerja sama antara Pajajaran dan Portugis adalah Pajajaran menjadi sekutu Portugis dan ditetapkan pula jika Portugis akan membangun Kubu Pertahanan atau Benteng di Sunda Kelapa dalam waktu yang dekat. 

Keputusan pusat kerajaan yang menetapkan menjadi sekutu Portugis serta mengizinkan Portugis membangun benteng di Sunda Kelapa membuat negeri-negeri bawahan kerajaan Pajajaran, salah satunya Muntur merasa muak dan tidak setuju, mengingat Penguasa Muntur (Arya Wirasakti) kala itu sudah beragama Islam. 

Ilustrasi : Prabu Surawisesa Menyerbu Muntur

Penguasa Muntur bersama 15 Penguasa di daerah Kerajaan Pajajaran yang lain yang sudah memeluk agama Islam menganggap jika Portugis merupakan musuh besarnya umat Islam dan dalam catatan sejarahnya, Portugis memang dikenal sebagai Penjajah bengis yang telah biasa membinasakan orang-orang Islam dan peradabanya ketika menjajah negeri-negeri Islam. Dari itulah, ketika Pajajaran memilih bersekutu dengan Portugis, negeri-negeri bawahan Pajajaran yang pemimpin dan rakyatnya sudah memeluk Islam memutuskan untuk merdeka dari Pajajaran. 

Upaya proklamasi kemerdekaan itulah yang pada akhirnya membuat Prabu Surawisesa marah dan melakukan serbuan ke negeri-negeri (16 Negeri) bawahan Pajajaran, salah satunya Muntur yang kala itu diprintah oleh Sang Arya Wirasakti. 

Kabar mengenai adanya serbuan Pajajaran zaman Prabu Surawisesa ke muntur dikisahkan dalam Naskah Carita Parahyangan, demikian alih aksaranya :

"Disilihan inya ku Prebu Surawisésa,inya nu surup ka Padarén, kasuran, kadiran, kuwanén. Prangrang limawelas kali hanteu éléh, ngalakukeun bala sariwu. Prangrang ka Kalapa deung Aria Burah. Prangrang ka Tanjung. Prangrang ka Ancol kiyi. Prangrang ka Wahanten girang. Prangrang ka Simpang. Prangrang ka Gunungbatu. Prangrang ka Saungagung. Prangrang ka Rumbut. Prangrang ka Gunung. Prangrang ka Gunung Banjar. Prangrang ka Padang. Prangrang ka Panggoakan. Prangrang ka Muntur. Prang rang ka Hanum. Prangrang ka Pagerwesi. Prangrang ka Medangkahiyangan. Ti inya nu pulang ka Pakwan deui. hanteu nu nahunan deui, panteg hanca di bwana. Lawasniya ratu opatwelas tahun".

Dari data alih aksara tersebut dijelaskan bahwa Prabu Surawisesa sendiri yang memimpin perang untuk membungkam para Ratu bawahan yang membangkang memimpin 15 pertempuran sama sekali tak pernah kalah.

Sementara catatan Daerah yang diserbu Surawisesa menurut Naskah yang disebutkan sebagai berikut ;

  1. Kalapa - Sunda Kalapa - Jakarta Utara (1527)
  2. Tanjung - Tanjung Jaya -Pasarminggu, Jakarta Selatan (1527)
  3. Ancol Kiyi - Ancol - Jakarta Utara (1527)
  4. Wahanten Girang - Banten Selatan (1526)
  5. Simpang (?)
  6. Gunung Batu - Jonggol, Bogor (tahun?)
  7. Saung Agung - Plered, Purwakarta(tahun?)
  8. Rumbut - Depok (tahun?)
  9. Gunung (?)
  10. Gunung Banjar (?)
  11. Padang (?)
  12. Panggoakan (?)
  13. Muntur - Losarang, Indramayu (1528)
  14. Hanum - Dayeuh Luhur, Cilacap (1528)
  15. Pagerwesi - Ciliwung, Bogor (tahun?)
  16. Medang Kahiyangan - Sumedang (1530)
Bahasan lebih lanjut mengenai siapa saja 16 para Ratu bawahan pajajaran yang memimpin 16 negeri bawahan sebagaimana yang tercantum di atas, dapat anda baca dalam artikel kami selanjutnya yang berjudul " Pemberontakan 16 Kerajaan Bawahan Pajajaran"

Oleh : Bung Fei

Posting Komentar untuk "Prabu Surawisesa Menyerbu Muntur (Indramayu)"