Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Syarif Hud, Ayah Sunan Gunung Jati

Sumber tradisional Cirebon mencatat jika nama dari ayah Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah tokoh yang bernama Syarif Hud kadang juga disebut Syarif Abdullah, selain itu ayah Sunan Gunung Jati juga bergelar Sultan Bani Israel (Banisrail). 

Syarif Hud dikisahkan merupakan anak Sultan Qadara (Odara/Raja Umrah) yang dizamannya sebagai Penguasa/Sultan di Mesir, yang mana kekuasaannya mencakup tanah Palestina, tanah dimana keturunan nabi Israel (Ya'qub) bermukim.

Selepas kemangkatan ayahnya, Sultan Hud dikisahkan mewarisi tahta, akan tetapi, ketika belum lama menikah, Istri Sultan Hud yang sangat dicintainya wafat, sehingga sang Sultan merasa kesepian dan depresi. 

Tidak ada satupun wanita di lingkungan Istana yang sanggup menarik hatinya, oleh karena itu, ia memerintahkan pejabat Kerajaan untuk mencari wanita yang paras dan perilakunya sebanding dengan istrinya yang telah tiada.

Singkat cerita, berangkatlah utusan Sultan Hud ke berbagai negara, yang tujuan utamanya mencari wanita sesuai dengan keinginan dan tipe Rajanya. 

Salah satu utusan Sultan rupanya menemukan wanita yang dianggap sesuai dengan istri Sultan yang telah tiada, wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah "Rara Santang" Putri Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja) yang sedang melaksanakan ibadah Haji di tanah suci menemani kakaknya Pangeran Walangsungsang.

Syarif Hud (Syarif Abdullah)

Setelah dibujuk oleh utusan Sultan, Rara Santang dan Walangsungsang berkenan menuju Mesir, dan sesampainya di Mesir, Rara Santang kemudian dinikahi oleh Sultan Hud dan dijadikan sebagai Permaisuri.

Dari hasil perkawinannya dengan Rara Santang, Sultan Hud memperoleh dua orang keturunan, yang pertama Syarif Hidayatullah yang kelak memilih berdahkwah di tanah kelahiran Ibunya (Sunda) dan anak kedua adalah Syarif Nurullah, yang kelak mewarisi tahta kerajaan ayahnya.

Syarif Hud meninggal di Mesir dan dimakamkan di Mesir tidak lama selepas Rara Santang melahirkan anak kedunaya Syarif Nurullah. 

Begitulah ringkasan kisah mengenai Syarif Hud ayah Sunan Gunung Jati yang tercatat dalam sumber tradisional Cirebon. 

Diantara beberapa sumber cerita tradisional Cirebon yang mengisahkan tentang Sultan Hud adalah, Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Naskah Wangsakerta, Naskah Mertasinga, Naskah Babad Cirebon dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Ayah Sunan Gunung Jati dalam Versi yang lain

Ayah Sunan Gunung Jati dalam versi lain disebut dengan nama Syarif Abdullah Umdtudhin, penguasa Kota Ismailiyah Mesir dan Palestina yang dikemudian hari menjadi Sultan di Champa (Kekuasaannya mencakup Wilayah Vietnam & Kamboja).

Syarif Abdullah Umdtudhin juga dikenal dengan nama Wan Bo Tri Tri, seorang keturunan Nabi Muhamad dengan marga Azmatkhan. Beliau memerintah Champa dari tahun 1471 hingga 1478. Masa kekuasannya sebagai Sultan di Champa hanya selama 7 tahun saja, karena beliau wafat pada tahun 1478. 

Silsilah Syarif Hud

Menurut sumber tradional Cirebon, bahwa Syarif Hud atau Sultan Banisrail ini adalah keturunan ke delapan dari Nabi Muhamad, adapun rinciannya sebagaimana berikut:
  1. Nabi Muhamad, menurunkan
  2. Siti Fatimah, menurunkan
  3. Sayid Husain, menurunkan
  4. Zainal Abidin, menurunkan
  5. Syekh Zainal Kabir, menurunkan
  6. Syekh Zumadil Kubro, menurunkan 
  7. Raja Umrah Qadara [dari Mesir], menurunkan
  8. Syarif Hud (Sultan Banisrail)
Berdasarkkan urian di atas, sumber sejarah tradisional Cirebon mengnganggap tanah kelahiran dan kewafatan Syarif Hud adalah di Mesir, sementara dalam sumber yang lain, memang tanah kelahiran Syarif Hud di Mesir akan tetapi wafat dan dimakamkan di Champa. 

Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk "Syarif Hud, Ayah Sunan Gunung Jati"