Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Ki Danusela, Bapak Pendiri Cirebon

Ki Danusela dalam sejarah Cirebon dikenal sebagai tokoh yang mula-mula membangun perkampungan Cirebon, bahkan yang bersangkutan juga nantinya menjadi Kuwu atau Kepala Desa Cirebon pertama. 

Ki Danusela nama aslinya Bramacari Siramana, selain dijuluki Ki Danusela, beliau juga dijuluki Ki Gede Alang-Alang. 

Ki Danusela adalah anak dari Lentera Wulan, juga merupakan adik dari Ki Danuarsih, selama hidupnya Ki Danusela dikisahkan memperistri Nyi Arumsari anak Ki Gedeng Kasmaya. 

Dari pernikahannya dengan Nyi Arumsari, Ki Danusela memperoleh putri yang sangat terkenal, yaitu Kencana Larang. Putri itu nantinya dinikahi oleh Pangeran Walangsungsang. 

Keluarga Ki Danusela

Sebelum menjadi orang hebat dan banyak berkiprah pada wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda (Galuh & Sunda), diyakini bahwa kehidupan Ki Danusela adalah sebagai seorang cendikiawan dari agama Siwa-Budha, mengingat kakak dan ayahnya diceritakan sebagai keluarga dari golongan kasta Brahmana (Agamawan) agama itu. 

Menurut kepercayaan Agama Hindu, bahwa kasta tertinggi manusia adalah mereka yang dari golongan Kasta Brahmana disusul kasta Ksatria dan Sudra, oleh karena itu jelas dizamannya kedudukan Ki Danusela dan keluarganya merupakan orang terpandang.

Ki Danusela
Kedudukan terhormat Ki Danusela juga dapat dilihat dari asal-usul istrinya, sebagaimana dipahami bahwa Istri Ki Danusela adalah putri Ki Gedeng Kasmaya, seorang penguasa di Kasmaya (Cirebon Girang). 

Sementra Ki Gedeng Kasmaya sendiri yang nama aslinya Raden Giri Dewata itu adalah Putra dari Sanghyang Bunisora Suradipati, Raja dari Kerajaan Sunda-Galuh bersatu.  Oleh karena itu, Ki Danusela sejatinya adalah kerabat atau keluarga Kerajaan Sunda-Galuh. 

Ditugaskan Menjadi Syah Bandar

Semenjak diangkat menantu oleh Ki Gedeng Kasmaya, Ki Danusela dipercayai menjadi seorang Syah Bandar (Penguasa/Kepala Pelabuhan) di pelabuahan Muara Jati, kala itu pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan Kerajaan Sunda-Galuh dibawah administrasi Kerajaan Singapura, salah satu negeri bawahan kerajaan itu.

Dalam melaksanakan tuganya, mulanya Ki Danusela hanya membantu Ki Gedeng Jumajan Jati (Raja/Mangkubuni Singapura) yang tak lain juga sebagai kakak iparnya. Hal tersebut karena Ki Gedeng Jumajan Jati sejatinya adalah kakak dari istri Ki Danusela.

Membuat Perkampungan Baru 

Semenjak menjabat sebagai Syah Bandar, Ki Danusela tidak mau tinggal ditempat yang telah disediakan kerajaan, akan tetapi lebih memilih membuat perkampungan baru. Perkampungan baru yang ia bangun mulanya disebut tegal alang-alang. 

Karena kedudukannya sebagai Syah Bandar, banyak orang yang bertamu ke Tegal Alang-Alang, bahkan diantara mereka memutuskan menetap dikampung baru itu. 

Orang-orang yang menjadi penduduk baru di kampung tegal alang-alang datang dari berbagai suku bangsa, sehingga kampung itu menjelma menjadi kampung multi etnis karena terjadi percampuran atau pembauran antar etnis yang ada. 

Karena kampung itu dihuni oleh beragam etnis, kampung itupun kemudian diubah namanya menjadi Caruban (Cirebon), karenaya dari yang semula berjuluk Ki Gede Alang-Alang, Ki Danusela juga nanyinya berjuluk Ki Kuwu Caruban atau Cirebon. 

Ki Danusela Pensiun

Setelah sekian lama berkiprah sebagai Syah Bandar sekaligus sebagai Kuwu Caruban, Ki Danusela memperoleh menantu Pangeran Walangsungsang, putra dari Prabu Siliwangi. 

Mulanya, menantunya itu dijadikannya sebagai Raksabumi (Pangraksabumi), namun ketika ia merasa sudah tua dan waktunya Pensiun, menantunya diangkat menjadi Kuwu Cirebon, sementara kedudukannya sebagai seorang Syah Bandar diserahkan kepada orang lain. 

Dimasa pensiunnya, Ki Danusela lebih memilih hidup di Kasmaya (Cirebon Girang) sambil mengasuh beberapa cucunya yang lahir dari hasil perkawinan anak perempuannya Kencana Larang dengan Walangsungsang. 

Diantara anak-anak pangeran Walangsungsangbyang diasuh oleh Ki Danusela adalah Arya Mengger (Manggana Jati) dan Pangeran Caruban. 

Wafatnya Ki Danusela

Tidak ada yang tau pasti mengenai tahun kewafatannya, akan tetapi dalam catatan legenda yang ada, Ki Danusela wafat ketika cucu-cucunya menginjak remaja. Beliau wafat di Cirebon girang dan hingga kini makamnya dapat ditemui di desa Tukmudal Sumber Cirebon. 

Penulis : Bung Fei

Posting Komentar untuk "Biografi Ki Danusela, Bapak Pendiri Cirebon"