Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keturunan Fatahillah, Pendiri Kota Jakarta

Fatahillah pendiri Jakarta selama hidupnya dikisahkan memiliki tiga orang Istri, ketiga istrinya itu merupakan anak Hang Tuah[Laksamana Kesultanan Malaka], anak Sultan Demak dan anak Sultan Cirebon. Dari ketiga Istrinya itu kelak Fatahillah memperoleh delapan anak.

Fatahillah dalam sejarah disebutkan mempunyai nama asli Fadhillah Khan, beliau dipercayai sebagai anak dari Mahdar Ibrahim, salah satu Ulama atau Mufti Kesultanan Samudra Pasai.

Keturunan Fatahillah dari Anak Hang Tuah

Ketika merantau di Malaka Fatahillah dikisahkan menikah dengan anak laksamana Kesultanan Malaka yang bernama Tun Sirah Binti Hang Tuah. Dari perkawinan pertamanya ini Fathillah memperoleh satu anak laki-laki yaitu Maulana Abdullah.

Baca Juga: Shahabudeen Jalil: Hang Tuah Berbangsa Cina

Pada tahun 1495, pemuda Fadhillah meninggalkan kampung halamannya  Pasai untuk merantau menambah pengalaman, dan tempat yang dipilih adalah kesultanan Malaka yang pada saat itu diperintah oleh Sultan Mahmud Syah yang merupakan sahabat ayahnya sehingga Fadhilah langsung mendapat kedudukan sebagai Tumenggung.

Konon dalam perjalanan pelayarannya melalui selat Malaka ia sempat membuat decak kagum Laksamana Hang Tuah, karena pemuda Fadhillah pandai menghalau para bajak laut selat Malaka yang waktu itu memang banyak. Oleh karena itu ketika Laksamana Hang Tuah lengser, kedudukan sebagai Laksamana dipercayakan kepadanya dengan gelar “Laksamana Khoja Hasan"

Kepiawaian Fadhillah sungguh tidak mengecewakan, ia mampu menjadi pengganti Laksamana Hang Tuah, meskipun namanya tidak sepopuler pendahulunya, namun sebagai Pangti ia mampu mengamankan selat Malaka. Fadhillah mengabdi selama 15 tahun tepatnya pada tahun 1510 ia berhenti dan kembali ke Pasai. Selama Pengabidannya di Malaka itulah Fatahillah berjodoh dengan anak Hang Tuah.

Baca Juga: Melacak Tempat Pertarungan Hang Tuah Vs Tamingsari

Keturunan Fatahillah dari Anak Sultan Demak

Pada tahun 1511 Malaka diserang dan berhasil diduduki oleh Portugis, Sultan Mahmud Syah terpaksa mengungsi ke pulau Bintan. Dari pengungsiannya ini beliau meminta bantuan, karena untuk meminta bantuan ke Turki (Pusat Islam) terlalu jauh, maka pilihan jatuh ke Demak. Atas permintaan ini armada Demak Bintoro dengan dipimpin oleh Sultannya sendiri yakni Pati Unus pada tahun 1512/1513, akan tetapi serangan ini gagal.

Melihat Portugis dapat menaklukan Malaka dan Menghancurkan Armada Demak, Fatahillah kemudian pergi ke India dan Tuki untuk mempelajari teknik perang moderen, tujuannya agar kelak Pasai dapat menghancurkan Portugis.

Setelah pengembaraannya ke India dan Timur Tengah selesai, rupanya pada saat ia hendak menuju ke Pasai ia terhalang, sebab pada 1513 Pasai telah ditaklukan Portugis, iapun kemudian mengalihkan pelayarannya ke Demak.

Kehadiran Fadhillah yang datang dari Turki dengan membawa teknologi perang yang baru tentu saja membesarkan hati pihak kerajaan Demak, oleh karena itu Fadhillah Khan langsung diangkat sebagai wakil pimpinan pasukan tertinggi, dan dinikahkan dengan adik Sultan Trenggono, atau dinikahkan dengan Putri Raden Patah.

Baca Juga: Raden Patah Istri dan Anak-Anaknya

Putri Raden Patah yang dinikahi oleh Fatahillah itu adalah Ratu Mas Nyawa/ Ratu Pembayun, Ratu Mas Nyawa sendiri merupakan Janda Pangeran Bratakelana Bin Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Pangeran Brata Kelana, Putera Sunan Gunung Jati Yang Wafat Tragis

Dari pernikahannya dengan Ratu Mas Nyawa, Fatahillah memperoleh satu putra yaitu Kyai Mas Abdul Aziz atau Tumenggung Nogowongso. yaitu Kyai Mas Abdul Aziz ini pula kelak yang menurunkan para bangsawan di Kesultanan Palembang yaitu Kyai Bagus Abdul Rahman atau Tumenggung Bodrowongso.

Keturunan Fatahillah dari Anak Sultan Cirebon

Ketika Fatahillah menetap di Demak, ia juga selain dinikahkan dengan Putri Raden Patah dinikahkan pula dengan bekas Istri Sultan Demak ke II yang gugur dalam perang melawan Portugis di Malaka, Janda Pati Unus itu bernama Ratu Winohan bin Sunan Gunung Jati[Sultan Cirebon].

Baca Juga: Keturunan Sunan Gunung Jati dari Istri-Istrinya

Ketika Demak melancarkan serangan ke Sunda Kepala, Fatahillah bersama Ratu Winohan pindah dan menetap di Cirebon dan menjadi Panglima Perang Kerajaan Cirebon, dari pekawinan dengan Putri Sunan Gunung Jati ini Fatahillah kemudian memperoleh 6 anak yaitu (1) Ratu Ayu Wanguran (2) Ratu Wanawati Raras (3) Ratu Nyawa (4) Pangeran Agung (5) Ratu Sewu, dan (6) Ratu Agung. 

Dari ulasan mengenai keturunan Fatahillah sebagaimana dijelaskan di atas maka, daftar keturunan Fatahillah dapat diringkas ebagaimana gambar berikut:
Demikianlah pembahasan mengenai keturunan Fatahillah sang pendiri Jakarta, untuk memahami kisah mengenai sejarah pendirian Jakarta, dapat anda baca dalam artikel kami yang berjudul “Sejarah Jakarta Dari Jaman Pajajaran Hingga Jaman Kemerdekaan” 

1 komentar untuk "Keturunan Fatahillah, Pendiri Kota Jakarta"

  1. agak bingung di sini Ratu Ayu Wanguran putri Ratu Winahon, di judul Keturunan Sunan Gunung Jati Dari Istri-Istrinya....Ratu Ayu Wanguran Putri Sunan Gunung Jati

    BalasHapus

Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.